BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Desa
Ladang Tengah merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Andam Dewi
Kabupaten Tapanuli Tengah. Pemerintahan yang berjalan merupakan pemerintahan
yang berasal dari rakyat, hal ini terbukti dari proses demokrasi yang
berlangsung dalam proses pemilihan kepala desa.
Desa
Ladang Tengah jika ditelusuri asal usulnya, tidak ada yang tahu pasti bagaimana
sebenarnya penamaan Ladang Tengah tersebut. Para orang tua yang lebih dahulu
menempati desa ini tidak banyak bercerita tentang bagaimana asal usul Ladang
Tengah tersebut hingga akhir hayat mereka.
Namun,
ada sebuah cerita yang berkembang ditengah masyarakat dari bibir ke bibir yang
kebenarannya masih cukup diragukan bahkan tidak bisa lagi dibuktikan secara
historis, kecuali kalau ditelusuri dengan menggunakan biaya yang lumayan
banyak. Cerita yang berkembang tersebut menjelaskan bahwa desa Ladang Tengah
dahulu sebelum diberi nama Ladang Tengah merupakan daerah perladangan
masyarakat dari berbagai komoditi seperti cengkeh, buah pala, nilam, karet, dan
komoditi lainnya.
|
Dari beberapa orang peladang tersebut, pada saat
panen banyak menetap di perladangan tadi guna menjaga hasil panen yang telah di
panen sehingga sudah seperti perkampungan. Sehingga pada perkembangan
selanjutnya, karena sudah banyak tempat yang digunakan sebagai tempat tinggal
berupa huma, maka dibukalah ladang baru, yang sampai saat ini nama ladang baru
merupakan salah satu nama dusun di desa Ladang Tengah.
Dalam
pemerintahannya, desa Ladang Tengah dibagi menjadi tiga wilayah kecil yang
dinamakan dusun, yakni: Dusun Buah Palo, Dusun Ladang Baru, dan Dusun
Singarajo.
B.
Ruang Lingkup Masalah
Sejalan
dengan latar belakang di atas, maka ruang lingkup masalah dalam makalah ini
adalah sebagai berikut:
1. Gambaran
masyarakat desa Ladang Tengah.
2. Mata
pencaharian masyarakat desa Ladang Tengah.
3. Interaksi
sosial masyarakat desa Ladang Tengah.
4. Religi
atau statistik keagamaan masyarakat desa Ladang Tengah.
5. Sumber
daya manusia masyarakat desa Ladang Tengah.
C.
Pembatasan Masalah
Sejalan
dengan latar belakang dan ruang lingkup
masalah di atas, maka penulis akan membatasi masalah dalam makalah ini, yakni
sebagai berikut:
1. Gambaran
masyarakat desa Ladang Tengah.
2. Mata
pencaharian masyarakat desa Ladang Tengah.
3. Interaksi
sosial masyarakat desa Ladang Tengah.
4. Keagamaan
masyarakat desa Ladang Tengah.
5. Sumber
daya manusia masyarakat desa Ladang Tengah.
D.
Rumusan Masalah
Sejalan
dengan pembatasan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah
gambaran masyarakat desa Ladang Tengah?
2. Apakah
mata pencaharian masyarakat desa Ladang Tengah?
3. Bagaimanakah
interaksi sosial masyarakat desa Ladang Tengah?
4. Bagaimanakah
keadaan keagamaan masyarakat desa Ladang Tengah?
5. Bagaimanakah
sumber daya manusia masyarakat desa Ladang Tengah?
E.
Tujuan Pembahasan
Tujuan
pembahasan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi
Penulis
a.
Untuk lebih mendalami tentang seluk
beluk desa Ladang Tengah yang merupakan tempat tinggal penulis sendiri.
b.
Untuk lebih menumbuhkan rasa cinta
kepada desa Ladang Tengah yang terdiri dari masyarakat yang memiliki interaksi
sosial yang tinggi.
c.
Untuk memahami struktur tata ruang
masyarakat yang dikenal sebagai masyarakat yang heterogen meskipun berada di
pedesaan.
2. Bagi
Masyarakat
a.
Mengenal desa Ladang Tengah sebagai
salah satu daerah yang memiliki tata pemerintahan dan tata ruang yang sangat
dekat dengan masyarakat.
b.
Mengenal masyarakat desa Ladang Tengah
sebagai masyarakat yang selalu menjunjung nilai-nilai kemanusiaan dan
keagamaan.
F.
Hipotesa
Desa
Ladang Tengah diduga merupakan daerah yang memiliki masyarakat yang heterogen,
religious, menjunjung nilai-nilai kekeluargaan dan masayarakat yang harmonis.
Dalam hidup bermasyarakat, masyarakat Ladang Tengah selalu mengedepankan
nilai-nilai demokrasi dalam menentukan suatu pilihan ataupun dalam mengambil
suatu keputusan, baik yang menyangkut masyarakat secara menyeluruh maupun dalam
kehidupan berorganisasi.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Secara
geografis, Ladang tengah terletak di Kecamatan Andam Dewi dengan kepadatan
penduduk berada di peringkat keempat setelah Desa Sijungkang, Lobu Tua, dan
Sitiris-tiris. Jumlah penduduk Desa Ladang Tengah sekitar 2.000 jiwa dengan 374
Kepala Keluarga. Kepadatan penduduk diperkirakan 1500/Km2. Sedangkan
luas desa Ladang Tengah hanya 361 ha dengan batas-batas sebagai berikut:
Sebelah
Barat berbatasan dengan Desa Lobu Tua.
Sebelah
Timur berbatasan dengan Desa Ujung Batu (Kecamatan Barus).
Sebelah
Utara berbatasan dengan Desa Sawah Lamo.
Sebelah
Selatan berbatasan dengan Desa Sitiris-tiris.
Secara
historis, masyarakat Ladang Tengah adalah masyarakat yang berasal dari daerah
Aceh yang secara bertahap menetap di desa Ladang Tengah yang pada awalnya hanya
mendirikan huma tempat peristirahatan kala musim panen tiba. Namun pada
perkembangan berikutnya semakin banyaklah orang yang berkunjung ke Ladang
Tengah baik secara perorangan maupun secara berkelompok yang selanjutnya bukan
hanya orang Aceh saja melainkan dari berbagai daerah seperti dari daerah Tapanuli
Selatan maupun dari daerah Tapanuli Utara dan untuk selamanya menetap di desa
Ladang Tengah hingga menikah dengan sesama pendatang dan terus turun menurun
sampai sekarang.
|
Dari hal tersebut kita ketahui bahwa penduduk asli
Ladang Tengah sebenarnya tidak ada, karena semuanya adalah pendatang dan yang
mereka temui pada saat itu adalah hamparan ladang maupun perkebunan yang
ditanami dengan komoditi yang berumur. Penamaan Ladang Tengah juga sampai
sekarang tidak diketahui siapa yang membuatnya, atau ide siapa yang menamakan
desa Ladang Tengah.
Pada
saat ini Desa Ladang Tengah dihuni oleh beberapa suku, diantara yang paling
banyak adalah suku Batak Toba, Batak Mandailing, Batak Fakfak, Minang, Nias,
Padang dan ada beberapa orang yang bersuku Jawa. Agama yang ada di Desa Ladang
Tengah antara lain Islam (sekitar 80%), Kristen Katolik (10%), Kristen
Protestan (7%), Parmalim (Aliran Kepercayaan, 2%), dan lainya seperti Adven
(1%).
Di
bidang pendidikan, di Desa Ladang Tengah terdapat 1 TK ‘Aisyiyah Bustanul Athfal,
2 Program Pendidikan Anak Usia Dini (PPAUD), 3 gedung untuk jenjang sekolah
dasar, yakni: SD Negeri, SD Muhammadiyah, dan MIS Nahdlatul Ulama (NU). Untuk
jenjang sekolah lanjutan, di desa Ladang Tengah terdapat 1 Pondok Pesantren
yakni Pondok Pesantren ‘Ulumul Munawwarah yang terdiri dari jenjang MTs dan MA.
Organisasi
masyarakat di desa Ladang Tengah ada Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama (untuk yang
beragama Islam), untuk agama yang lain langsung memakai nama agamanya
masing-masing demikian juga dengan aliran kepercayaan. Keseluruhan organisasi
masyarakat ini saling berinteraksi dengan baik dan saling mengunjungi apabila
ada kegiatan masyarakat, namun untuk keagamaan Muhammadiyah dan Nahdlatul
‘Ulama sering mengadakan kerja sama. Untuk rumah ibadah, di desa Ladang Tengah
terdapat 2 buah masjid dan 1 Mushalla, selainnya adalah Greja Katolik dan
tempat peribadatan Parmalim (Aliran Kepercayaan), sedangkan untuk agama
Protestan bergabung dengan desa Lobu Tua yang letak HKBP berada sekitar 100 m
dari perbatasan di sebelah Barat.
Bahasa
resmi yang dipakai masyarakat desa Ladang Tengah untuk kehidupan sehari-hari
ada dua bahasa yakni Pesisir dan Batak Toba. Selain itu ada juga beberapa orang
yang menggunakan bahasa Mandailing, Nias, Batak Fakfak, dan Jawa. Untuk urusan
pemerintahan di dalam lingkup desa Ladang Tengah dua bahasa resmi tersebut
masih dipergunakan, tapi untuk urusan pemerintahan yang menyangkut dunia luar
lingkup desa Ladang Tengah barulah Bahasa Indonesia dipergunakan.
Pada
tahun 2012, Desa Ladang Tengah mengadakan pemilihan Kepala Desa setelah pejabat
sebelumnya Akhyar Meuraxa telah habis masa jabatannya yang telah beberapa tahun
masa jabatan tersebut diperpanjang. Pemilihan kepala desa tersebut memiliki
tiga calon, yakni Sarifuddin Silalahi, Yusran Tanjung, dan Awaluddin Rambe,
dimenangkan oleh Saripuddin Silalahi namun saat ini Kepala Desa terpilih telah
meninggal dunia. Dengan demikian pelaksana tugas Pemerintahan Desa diserahkan
atau dihunjuk oleh Camat Kecamatan Andam Dewi, Markus Sidabutar, S.Pd. yang
sampai saat ini belum ada pemberitahuan siapa yang akan dihunjuk oleh camat
tersebut.
Adapun
susunan kepemerintahan desa Ladang Tengah adalah sebagai berikut:
Kepala Desa : Saripuddin
Silalahi (Alm/Belum ada Plt.)
Sekretaris Desa : Ahmiluddin
Hasibuan, S.Pd.I.
Kepala Dusun Buah Palo : Zulfahri
Hasibuan
Kepala Dusun Ladang Baru : Sukran
Debataraja
Kepala Dusun Singarajo : Parulian
Simarmata
Kepala Urusan Pemerintahan : Zainal
Arifin, S.Pd.
Kepala Urusan Teknis : Atharuddin Marbun
Kepala Urusan Umum : Haswardi
Tanjung
Ketua BPD : Darwin
Simanullang, A.Ma.Pd.
Ketua LPM : Lisman
Simanullang
B.
Gambaran Masyarakat Desa
1. Mata
Pencaharian
Letak
desa Ladang Tengah berada dipinggir persawahan yang hamparannya bersatu dengan
hamparan sawah yang berada di desa Sitiris-tiris. Areal persawahan tersebut
hampir berbandingan dengan luas area pemukiman warga. Dalam kesehariannya,
masyarakat desa Ladang Tengah bermata pencaharian pokok dengan bertani. Hampir
mencapai 88% penduduk desa Ladang Tengah hidup dengan bertani dan sektor
irigasi terus menjadi perhatian masyarakat setiap adanya kegiatan pembangunan
desa melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM Mandiri).
Hal ini dikarenakan sangat kentalnya masayarakat desa Ladang Tengah dengan
usaha pertanian.
Pertanian
yang digeluti adalah persawahan yang setiap enam bulan sekali masyarakat turun
ke sawah. Komoditi padi yang ditanam sangat beragam, mulai dari komoditi lokal
yang sudah dikenal sejak lama yakni jenis Ramos dan Painan, sedangkan belakangan
ini jenis padi yang ditanam sangat beragam ada dengan nama Mantan, Ciherang,
Mekongga, dan lain sebagainya. Hasil pertanian tersebut pada umumnya di simpan
di rumah untuk persediaan bahan makanan dan ada juga yang secara bertahap
menjualnya untuk memenuhi kebutuhan yang lain.
Selain
bertani, masyarakat desa Ladang Tengah juga ada yang menggeluti peternakan,
perkebunan, berwiraswasta dan menjadi tenaga pendidik. Namun dari kesemuannya
itu, baik peternak, pekebun, wiraswasta dan pendidik, masing-masing mereka juga
memiliki hamparan sawah yang digarap.
Status
pertanian yang dimiliki oleh masyarakat desa Ladang Tengah lebih banyak adalah
buruh tani, yakni menggarap lahan pertanian milik orang lain dengan perhitungan
bagi hasil setiap kali selesai panen. Sistem bagi hasil yang diterapkan juga
sangat beragam, karena masyarakat desa Ladang Tengah hampir keseluruhannya
masih memiliki ikatan persaudaraan baik dekat maupun jauh, ditunjang daerah
yang relatif kecil sehingga ikatan persaudaraan tersebut masih tetap erat
karena seringnya berinteraksi.
2. Interaksi
Masyarakat
desa Ladang Tengah menjunjung rasa persaudaraan yang sangat tinggi dan kokoh.
Setiap ada yang mengadakan hajatan, maka seluruh masyarakat desa selalu ikut
ambil bagian dalam melaksanakan hajatan tersebut, namun dalam hal ini masih
juga ada pembatasan, karena sebagian mereka yang merasa tidak diundang dalam
hajatan tersebut, maka dia tidak akan datang. Untuk urusan kemalangan, seluruh
masyarakat akan saling bahu membahu meringankan kesedihan tersebut tanpa
memandang bagaimana keadaan orang yang ditimpa kemalangan tersebut.
Hal
tersebut menandakan interaksi sesama masyarakat masih sangat tinggi dan hal ini
memang kita ketahui sebagai ciri masyarakat pedesaan yang nilai kerjasama lebih
baik di banding dengan masyarakat perkotaan. Begitu juga halnya dalam
organisasi kemasyarakatan dan kepemudaan yang terus menjaga silaturrahmi antar
sesama.
Ikatan
persaudaraan yang bisa juga menjadi acuan dalam hal ini adalah ikatan
persaudaraan yang diwarisi dari suku Batak yang memang sebagian besar
penduduknya bersuku Batak. Ikatan marga yang dikenal di tengah-tengah
masyarakat suku Batak masih sangat kental, hingga hal ini memberikan suatu
nuansa persaudaraan yang kental sebagai mana kita ketahui ikatan persaudaraan
dalam adat Batak. Bahkan suku lain yang berada di desa Ladang Tengah ada juga
yang terinspirasi dengan ikatan kemargaan suku Batak tersebut, di samping itu
para suku yang lain terkadang telah menikah dengan orang Batak sehingga mereka
masuk pula dalam kondisi persaudaraan yang kental tadi. Orang Batak yang ada di
Ladang Tengah juga tidak menutup kemungkinan memisahkan diri dari suku yang
lain dalam pergaulan sehari-hari.
Di
kalangan pemuda, tidak terlihat tindak kejahatan yang secara terang-terangan
memberikan tindak kekerasan pada golongan tertentu atau pun terhadap
perorangan, tapi kenakalan remaja meski tidak terekspos namun bagaimanapun
keadaan keagamaan yang kokoh tadi akan selalu ada kenakalan remaja tadi karena
pengaruh dari tontonan atau dari luar baik berupa penyalahgunaan narkoba dan
peredaran video-video porno tetap beredar dari telepon seluler yang satu ke
telepon seluler yang lain. Hal ini merupakan dampak negatif dari perkembangan
telekomunikasi salah guna.
3. Religi/Keagamaan
Kondisi
kehidupan beragama di desa Ladang Tengah dapat dikatakan sangat tentram. Hal
ini terlihat dari kenyamanan para penganut agama dalam melaksanakan
ajaran-ajaran agamanya tanpa mendapat tekanan dari pihak-pihak tertentu.
Kerukunan antar umat beragama di desa Ladang Tengah sangat terjalin dengan
damai dan dilaksanakan secara bebas.
Di
setiap ada kegiatan keagamaan di Ladang Tengah atau peringatan hari besar antar
agama berlangsung dengan damai dan khidmat. Kondisi yang seperti ini memberikan
catatan penting bahwa masyarakat desa Ladang Tengah merupakan masyarakat yang
berada dalam kondisi kesadaran yang sangat tinggi bahwa agama merupakan hak
setiap warga dan berhak menjalankan agama dan kepercayaannya masing-masing
secara bebas tanpa mendapatkan tekanan dari pihak manapun.
Persentase
pemeluk keagamaan di desa Ladang Tengah telah diuaraiakan pada bagian
sebelumnya bahwa agama Islam merupakan agama mayoritas di desa Ladang Tengah,
namun yang beragama Islam tidak langsung merasa lebih baik dengan agamanya dan
memberikan penekanan-penekanan terhadap agama lain yang jumlah persentasenya
lebih kecil.
4. Sumber
Daya Manusia
Beberapa
tahun ke depan diperkirakan sumber daya manusia di desa Ladang Tengah akan
semakin potensial hal ini diketahui dari keinginan para generasi muda dalam menuntut
ilmu. Dari seluruh anak usia sekolah antara usia 6-25 tahun masih mengikuti
pendidikan formal dan persentase yang diperoleh dari sekretariat desa hanya
sekitar 0,05% yang putus sekolah atau tidak melanjutkan sekolah ke jenjang
berikutnya. Selebihnya, mualai dari yang kurang mampu sampai yang cukup mapan
berlomba-lomba menuntut ilmu ke jenjang yang lebih tinggi.
Masyarakat
yang mengenyam pendidikan Strata Satu (S1) saat ini memang masih sangat
minimal, namun masyarakat yang sedang mengikuti pendidikan jenjang Starata Satu
(S1) telah banyak diberbagai sekolah tinggi maupun di universitas dan institut.
Untuk usia Sekolah Lanjutan Tingkat Atas, hampir merata seluruh rentang usia 16-19
masih mengenyam pendidikan baik di MAN Barus, SMA N1 Andam Dewi, SMA N1 Barus,
dan berbagai SMK di luar kecamatan Andam Dewi bahkan ada yang ke luar daerah
kabupaten.
Potensi
sumber daya manusia di desa Ladang Tengah saat ini memang belum terekspos di
tengah-tengah masyarakat, namun hal peningkatan mutu sumber daya manusia telah
banyak diusahakan masyarakat dengan mengambil semboyan yang paling sakral bagi
suku Batak “Anakhon hi do hamoraon di
au.” (Anak adalah harta bagiku). Para kaum tua dari berbagai golongan terus
memberikan motivasi yang tinggi bagi para anak usia sekolah untuk terus
bersemangat dalam meningakatkan sumber daya manusia. Tidak hanya orang tua
kandung saja yang memberikan motivasi, para tokoh masyarakat, tokoh agama,
tokoh adat, tokoh pemuda, tokoh perempuan dan seluruh komponen masyarakat
memberikan dukungan yang sangat berarti bagi perkembangan kepercayaan diri para
generasi muda dalam meningkatkan sumber daya manusia tersebut.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Telah
diuraikan di BAB II bahwa masyarakat desa Ladang Tengah merupakan masyarakat
yang bisa dikatakan heterogen dengan berbagai suku dan agama juga etnis.
Keadaan geografis Ladang Tengah yang luasnya 361 Ha dengan jumlah penduduk
lebih kurang 2000 jiwa. Kepadatan penduduk diperkirakan 1500 jiwa/Km. Mata
pencaharian masyarakat desa Ladang Tengah adalah sebagai petani sawah. Bahasa
resmi sehari-hari yang dipergunakan di tengah-tengah masyarakat adalah bahasa
Pesisir dan Batak Toba.
Terdapat
1 unit TK, 2 unit PPAUD, 3 unit SD/MI, 1 unit MTs dan 1 unit MA untuk menunjang
sumber daya manusia melalui pendidikan. Di bidang agama terdapat 2 unit
Madrasah Diniyah yang merupakan tempat belajar baca tulis Al-Qur’an. Terdapat
pula 2 unit Masjid, 1 unit Mushalla, 1 unit Greja Katolik, 1 unit Peribadatan
Aliran Kepercayaan (Parmalim) untuk menunjang kegiatan masyarakat desa Ladang
Tengah dalam bentuk keagamaan.
Dalam
bermasyarakat, di desa Ladang Tengah ada beberapa organisasi masyarakat yang
mampu memberikan andil berjalannya proses pemerintahan, pendidikan, keamanan,
dan lain sebagainya, yakni Muhammadiyah, Nahdlatul ‘Ulama, Punguan Huria
Katolik, Punguan Huria HKBP, dan Punguan Huria Parmalim. Untuk organisasi
kepemudaan ada GP. Anshor, Pemuda Muhammadiyah, Pemuda Katolik, Pemuda HKBP dan
Pemuda Parmalim yang semuanya itu bergabung dalam satu wadah organisasi HIMLAS
(Himpunan Muda-Mudi Ladang Tengah Sekitarnya).
|
B.
Saran-Saran
Sebagai
akhir dari bahasan makalah ini, penulis mengemukakan beberapa saran-saran yang
gunanya untuk memberikan konsekuensi dari penulisan makalah ini. Adapun saran-saran
tersebut antara lain:
1. Sebagai
warga mahasiswa, makalah seperti ini diharapkan mampu menumbuhkan rasa cinta
kita kepada daerah di mana kita berasal.
2. Memberikan
wacana dan bandingan serta pengetahuan tambahan kepada mahasiswa lain dalam
mengenali beberapa daerah pedesaan dengan seluk beluknya, sehingga seorang
mahasiswa tidak hanya mengenal desanya semata.
DAFTAR PUSTAKA
Hasibuan, Ahmiluddin. Profil Desa Ladang Tengah (Laporan Keadaan Tata Administrasi Desa). Sekretariat
Desa Ladang Tengah. 2010
Perdes No. 09 Tahun 2010 Tentang Susunan
Pemerintahan Desa
Perdes No. 10 Tahun 2012 Tentang Profil Desa Ladang
Tengah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar