Sembilan april dua
ribu empat belas
Kita berpesta
se-Indonesia
Dua belas partai
nasional
Tiga partai lokal
Atjeh
Berderet jual tampang
jagoannya
Empat puluh trilyun
terbuang percuma
Uang Negara di sebar
ditebar berhambur-hamburan
Hanya untuk urusan
najis bernama pemilu
Sama saja lima tahun
silam
Perubahan nol besar
Kerakyatan omong
kosong
Yang kita pilih bukan
politikus sejati
Tapi tikus got
bernama dewan perwakilan rakyat
Pemilihan umum pesta
demokrasi
Beribu dosa di tarikan
Beratus kemunafikan
dinyanyikan
Serta sekian puluh
tetek bengek haram tak berupa di sungka
Pesta demokrasi
bernama pemilihan umum
Adalah pesta jadah
empat puluh trilyun
Lima belas partai
nasional dan lokal
Ribuan caleg pusat
sampai kabupaten
Pesta demokrasi
bernama pemilu
Adalah pesta haram
tak berupa
Sekedar iseng
coblos-coblosan
Sekedar buang waktu
contreng-contrengan
Jika ini hanya akan
jadi sia-sia
Masihkah kita mau
datangi tempat pemungutan suara
Sementara suara kita
dibayar dan diinjak-injak
Sementara kita
kebagian dosa
Memilih orang yang
berdosa
Haramkan saja datangi
tempat pemungutan suara
Bagimu negeri jiwa
raga kami
Bukan harus melulu
lewat pemilihan umum
Lima menit untuk lima
tahun
Jadi sengketa politik
yang tak habis tapi ditutup-tutupi
Aku ingin bertanya
padamu kawan!
Andai saja dewan
perwakilan rakyat tidak ada
Sesengsara inikah
Indonesia?
Semiskin inikah
Indonesia?
Sebobrok inikah
Indonesia?
Pesta demokrasi
bernama pemilihan umum
Adalah pesta
jadah empat puluh trilyun
Pesta kemunafikan
lima belas partai nasional dan lokal
Pesta keangkuhan
ribuan caleg
“SESAMA KORUPTOR
HARAP ANTRI”
Andam Dewi.
Kamis, 24 Juli 2013
Pukul 09.00 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar