inilah
lagi zamannya
di
saat kebenaran tak lagi dihargai
seperti
sebuah keadilan
yang
terus terjual bagai seikat sayur
yang
dijual di pasar tradisional
hidup
seperti apakah yang arus kita tempuh
jika
semua ini kita biarkan berlalu
apakah
kita sudah kehilangan nurani
dan
sudah terjualkah harga diri kita
bagai
sepotong daging segar di pasar induk
inilah
zamannya semesta yang terenggut
pemerkosaan
hati nurani terus kita lakukan
sementara
itu merosotkan harga diri kita
dan
kita hanya bisa melongo
melihat
penindasan-penindasan di depan mata kita
putuskan
saja urat nadi kita
jika
semua itu kita biarkan atau malah kita campuri
perkosa
saja anak perawan kita
jika
kita biarkan bangsa kita bersimpuh terhina
inilah
zamannya semesta yang ternodai
oleh
setiap tingkah
yang
kita sebut sebagai penyelamatan
yang
tanpa tandeng aling-aling
kita
pakai topeng keadilan
di
mana muka kita sebagi putra bangsa
pembela
tanah air
memang
tinggal cerita
dan
itu buatan kolonial penjajah sekejam Jepang
namun
haruskah kita nodai maknanya
aruskah
kita setubuh dengan keji
inilah
zamannya semesta yang terenggut
oleh
setiap tingkah kita
yang
mengatasnamakan kesejahteraan
kesejahteraan
rakyat jadi topik orasi bual semata
kesejahteraan
rakyat terus dielu-elukan
namun
hak rakyat tersebut
malah
ditiduri dengan nafsu
kesejahteraan
pendidikan
jadi
bahan opini bohongan saja
namun
pendidikan menangis meronta
mempertahankan
kehormatannya
inilah
zamannya semesta yang hilang
oleh
setiap tingkah kita
yang
mengatasnamakan pengentasan kemiskinan
tapi
setiap hari kemiskinan jadi masalah besar
pengangguran
juga malah jadi barang dagangan
yang
stoknya tak habis pakai
menyedihkan
jika
kita sebut ini takdir
sementara
kita yang menebar kesalahan
inilah
zamannya semesta yang terenggut
oleh
segala macam tuntutan
Andam
Dewi. Senin, 24 Nopember 2008 Pukul 24.00 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar