mendung berlalu di sisi angin
mengepak dari jelmaan ding dong jam dinding
waktu tak bisa di tanya tentang luka
padahal hidup adalah kesaksian
kepalanya tertunduk di setiap ding dong jam dinding
menerawang pada lekuk awan yang mendung
tak ada kata yang jadi mantra
yang menyulap kegundahan hati
sesal saja tak dapat lagi dipujuk
air matanya jatuh lagi
di kelopak mata yang lembab
puisi-puisi membuat mendung bergolak
lagi tangis hati memiris
Andam Dewi
Rabu, 23 Oktober 2013
Pukul 13.25 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar