BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Mengingat
semakin menurunnya nilai-nilai estetika dan nilai-nilai kemanusiaan yang
disebabkan oleh perkembangan globalisasi di tengah masyarakat, maka perlu
jugalah rasanya memberikan sedikit pandangan kepada diri kita dan masyarakat
bahwa perkembangan global harus dibendung dengan apapun itu.
Begitu
juga dengan kesusastraan kita yang sekarang mulai ditinggalkan banyak orang.
Banyak orang yang mulai dengan perlahan bahkan dengan sangat cepat meninggalkan
peradaban bangsa yang dianggap telah ketinggalan zaman. Meskipun ada sebagian
dari kita yang berusaha bertahan dengan kebudayaan bangsa itu, namun tidak
memiliki landasan dan pegangan yang kokoh untuk melestarikannya.
Mungkin,
dengan bahasan dalam makalah ini sedikit memberi bantuan kepada generasi muda
saat sekarang ini yang lagi gandrung-gandrungnya mengikuti arus globalisasi
yang tidak terbendung itu.
Ada
sedikit rasa prihatin mengingat budaya bangsa ini telah terlupakan dan
terabaikan karena kita terlalu sibuk dengan urusan-urusan yang ditimbulkan oleh
arus globalisasi yang tidak terbendung tadi.
Kiranya
makalah ini dapat membantu sebagian remaja dan generasi muda yang memiliki
keinginan untuk melestarikan budaya bangsa itu, karena dengan menulis kita bisa
melakukan banyak hal, termasuk melestarikan kebudayaan bangsa
B.
Pembatasan Masalah
Bahasan
dalam makalah ini tidak seperti apa yang kita bicarakan dalam poin latar
belakang tadi, namun setidaknya memberikan keinginan kepada kita bahwa budaya
bangsa ini harus dilestarikan oleh kita semua. Tanggung jawab ini adalah
tanggung jawab bersama, bukan tanggung jawab perorangan.
Untuk
lebih spesifiknya masalah ini, makalah ini hanya membahas tentang
langkah-langkah menulis yang berisi beberapa tahapan. Pembahasan ini penulis
batasi hanya sebatas itu saja, namun penulis tidak mempersempit bahasan jika
ada masalah yang timbul dalam bahasan ini yang memungkinkan untuk dibahas jika
masalah tersebut membantu semakin bermutunya nilai makalah ini.
C.
Rumusan Masalah
Perumusan
masalah dalam makalah ini penulis persempit dalam batasan keterampilan menulis
semata, sehingga tidak ada lagi hal-hal
yang perlu dibahas. Pembahasan yang sederhana ini mengharapkan tujuan yang
sangat dalam, yakni mengharapkan kepada generasi muda terlebih pada remaja harusnya
melestarikan kebudayaan bangsa dan tentunya dengan menulis hal ini bisa kita
lakukan bersama.
D.
Tujuan Penulisan
Dalam
penulisan makalah yang sederhana ini, penulis berharap kiranya para remaja dan
generasi muda merasa termotivasi untuk melestarikan kebudayaan bangsa dengan
rasa tanggung jawab yang sangat besar. Bahwa kebudayaan bangsa harus kita jaga,
bahwa kebudayaan bangsa harus kita kembangkan dan menjadikan kebudayaan bangsa
itu menjadi prisai untuk membendung arus global yang kian merong-rong akhlak
bangsa.
*
* *
BAB
II
KAJIAN TEORITIK
Dalam
kehidupan sehari-hari, kita meliat berbagai macam tulisan. Kita melihat ada
tulisan yang berbentuk cerita pendek, puisi, berita, surat, tajuk rencana,
artikel, makalah, skripsi, dan lain-lain. Pokoknya, berbagai jenis dan gaya
tulisan yang kita jumpai di dalam majalah dan surat kabar. Semua jenis tulisan
itu, bila diklasifikasikan ke dalam ciri-cirinya yang sama, maka dapat dibagi
atas empat jenis, yaitu narasi, eksposisi, deskripsi, dan argumentasi. Tentang
keempat jenis tulisan ini, akan di bahas berikut.
A.
NARASI
Narasi
adalah salah satu bentuk tulisan yang bertujuan untuk menceritakan kronologis
peristiwa kehidupan manusia. Berdasarkan rumusan itu, maka dapat disimpulkan
beberapa ciri narasi, yaitu sebagai berikut:
a) Tulisan
itu berisi cerita tentang kehidupan manusia.
b) Peristiwa
kehidupan manusia yang diceritakan itu boleh merupakan kehidupan nyata,
imajinasi dan boleh gabungan keduanya.
c) Cerita
itu memiliki nilai keindahan, baik keindahan isinya maupun penyajiannya.
d) Di
dalam peristiwa itu ada konflik, yaitu pertentangan kepentingan, kemelut atau kesengajaan antara
harapan dan kenyataan. Tanpa konflik, cerita tidak menarik.
e) Di
dalamnya sering kali terdapat dialog untuk menghidupkan cerita.
f) Tulisan
disajikan dengan menggunakan cara kronologis.
Setelah
mengetahui ciri-ciri di atas, kita dapat memperkirakan bentuk karya tulis
narasi, yaitu umumnya berbentuk cerita pendek atau novel, atau cerita tentang
peristiwa kehidupan manusia, baik yang
menyenangkan maupun yang menyedihkan. Yang sering dipertentangkan adalah antara
yang baik dan yang buruk, antara sedih dan gembira.
Karya
narasi dapat dibagi atas dua jenis, yaitu narasi
artistik adalah narasi yang berbentuk karya sastra yang enak dibaca,
seperti karya novel atau cerita pendek. Narasi
ekspositorik adalah narasi yang menceritakan tentang kehidupan
seseorang yang penuh suka dan duka.
Narasi ekspositorik ini dapat kita
jumpai dalam majalah atau surat kabar.
Narasi ekspositorik ini bukan tulisan berita yang mementingkan
penyampaian fakta tentang kejadian yang baru terjadi, tetapi kejadiannya sudah
lama, sehingga dijadikan dalam bentuk cerita. Disebut narasi ekspositorik, karena narasi ini mirip
dengan karya eksposisi.
Beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam menulis narasi adalah sebagai berikut:
a) Memilih
topik yang punya nilai.
Setiap
hari, kita menghadapi banyak peristiwa kehidupan. Kadang kala peristiwa itu
menyenangkan, dan kadang kala menyedihkan. Adakalanya orang memperoleh apa yang
diharapkannya, namun ada waktu yang dijumpai
adalah kebalikan apa yang diinginkan. Agaknya begitulah irama kehidupan,
irama ini tentunya berbeda setiap individu. Selain pengalaman hidup yang
langsung, ada pula bahan cerita yang
merupakan bahan imajinasi. Hasil ini dapat pula dituliskan dalam bentuk karya
narasi.
b) Menulis
jaringan peristiwa dalam urutan dan kaitan yang jelas.
Dalam
menyajikan peristiwa kehidupan hendaknya jelas hubungan keterkaitan antara
suatu kehidupan hendaknya jelas hubungan keterkaitan antara suatu kejadian yang
lain harus sejalan. Hal ini akan memudahkan pembaca untuk mengikuti dan
memahami gagasan pokok cerita. Pokok cerita yang umum dan kontroversional ialah
mulai dari awal peristiwa, menanjak menuju konflik, konflik memuncak dan
terjadi penurunan atau penyelesaian. Akan tetapi boleh saja pengurutan dengan
cara kilas balik, yaitu dimulai dengan memperlihatkan konflik, kemudian kembali
ke asal kejadian seterusnya kembali ke konflik dan sampai pada pengakhiran.
c) Menyelipkan
dialog jika mungkin dan jika perlu
Dalam
menyajikan cerita hendaknya diselipkan dialog pada tempat yang tepat dan jumlah
yang tidak berlebihan. Dengan adanya dialog ini, cerita akan terasa hidup.
Dalam penampilan dialog, boleh saja menggunakan kata non-baku atau dialeg asal
sesuai dengan keadaannya. Jika dalam situasi formal sebaiknya gunakan kata baku
d) Memilih
detil cerita secara teliti
Dalam
menyajikan cerita yang harus diingat adalah cerita itu mesti fokus kepada tema
atau gagasan pokok. Oleh karena itu, hal-hal yang diceritakan haruslah mengacu
kepada gagasan pokok. Harus diwaspadai, yang berkaitan itu agaknya banyak maka
harus dipilih-pilih. Pemilihan detil secara teliti agar tidak bertele-tele.
Pemilihan detil, selain penting agaknya terkait dengan tema dan konflik. Dengan
pemilihan detil secara teliti dan tepat, cerita menjadi menarik dan memikat.
e) Menetapkan
pusat pengisahan secara tegas.
Pusat
pengisahan diartikan sebagai posisi tukang cerita atau sering kita kenal dengan
nama sudut pandang. Apakah dia hanya sebagai pencerita semata yang mengetahui
segala peristiwa atau sebagai pencerita yang berperan langsung dengan kata aku dan
saya.
B.
EKSPOSISI
Eksposisi
adalah bentuk tulisan yang bertujuan memberikan informasi, menjelaskan dan
menjawab pertanyaan apa, mengapa, kapan dan bagaimana.. berdasarkan pengertian
itu, jelas bahwa eksposisi merupakan tulisan yang jumlahnya banyak sekali.
Hampir semua tulisan, selain tulisan narasi, dapat digolongkan dalam tulisan
eksposisi.
Sebenarnya,
tulisan deskripsi dan argumentasi itu adalah bagian dari tulisan eksposisi,
karena kedua jenis tulisan ini juga memberikan pengetahuan, informasi, dan
menjawab pertanyaan apa, mengapa, kapan dan bagaimana. Akan tetapi, karena ada
sifat khusus yang dimilikinya, maka dinamakan deskripsi dan argumentasi. Oleh
sebab itu, karya eksposisi itu terdiri dari eksposisi, deskripsi dan
argumentasi.
Ciri-ciri
tulisan eksposisi itu adalah sebagai berikut:
a) Tulisan
itu bertujuan memberikan informasi, pengertian, dan pengetahuan.
b) Tulisan
itu bersifat menjawab pertanyaan apa, mengapa dan kapan serta bagaimana.
c) Disampaikan
dengan gaya yang lugas dan menggunakan bahasa baku.
d) Umumnya
disajikan dengan menggunakan susunan logis.
e) Disajikan
dengan nada netral tidak memancing emosi, tidak memihak dan memaksakan sikap
penulis kepada pembaca.
Berdasarkan
ciri-ciri tersebut, semakin jelas bagi kita bahwa karya tulis eksposisi ini
memang luas cakupannya. Kalau kita setiap hari menghadapi sebuah surat kabar
atau majalah, maka hampir semua tulisan yang ada di sana, selain cerpen, novel
dan puisi dapat dikatakan tulisan eksposisi. Contoh tulisan eksposisi adalah
tulisan berita, tajuk rencana, surat pembaca, artikel dan lain sebagainya.
Beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam menulis eksposisi adalah:
a) Memilih
topik tulisan secara teliti
Memilih
topik yang baik dan berfaedah bagi pembaca merupakan hal terpenting agar apa
yang disampaikan itu dapat menambah informasi dan pengetahuan pembaca.
b) Menyadari
selalu tujuan tulisan
Dalam
menulis eksposisi, perlu disadari tujuan tulisan agar terpusat kepada sasaran
yang tepat. Selain itu, dengan selalu mengingat tujuan, penulis dapat mengatur
gaya dan nada tulisan yang sesuai dengan tujuan sebelumnya.
c) Mengingat
calon pembaca
Hal
ini merupakan hal terpenting, karena dengan hal ini, penulis dapat mengatur
gaya penyajian sesuai dengan latar pendidikan calon pembaca selain itu, penulis
dapat menyajikan tulisan dengan cara yang lebih komunikatif.
d) Memilih
organisasi penyajian yang sesuai.
Eksposisi
dapat disajikan dengan berbagai jenis dan bentuk tulisan, maka penulis perlu
memilih bentuk tulisan yang paling sesuai dengan tujuan .
C.
DESKRIPSI
Deskripsi
adalah karya tulis yang tujuannya memberikan
rincian atau detil tentang objek sehingga dapat memberi pengaruh pada
emosi dan menciptakan imajinasi pembaca
bagai melihat, mendengar atau merasakan langsung apa yang disampaikan penulis.
Rumusan
itu memperlihatkan bahwa, deskripsi merupakan karya tulis eksposisi yang
disajikan dengan menekankan kepada detil sehingga ia bagaikan fotokopi objek
yang digambarkan. Deskripsi biasanya menggambarkan tentang sesuatu yang dapat
di indra. Oleh sebab itu, pada umumnya, objek berupa alam, benda, tempat
suasana, dan manusia.
Ciri-ciri
khusus karya tulis deskripsi yang membedakan dengan eksposisi adalah sebagai
berikut:
a) Deskripsi
berupaya memperlihatkan detil atau rincian tentang objek, sedangkan eksposisi cenderung
menyajikan secara umum.
b) Deskripsi
lebih bersifat mempengaruhi emosi yang membentuk imajinasi pembaca, sedangkan
eksposisi tidak.
c) Deskripsi
umumnya menyangkut objek yang dapat di indera oleh panca indera sehingga
objeknya, pada umumnya benda, alam, warna, dan manusia sedangkan eksposisi
menyangkut tentang semua hal.
d) Deskripsi
disampaikan dengan gaya memikat dan dengan pilihan kata yang menggugah,
sedangkan eksposisi disajikan dengan gaya lugas.
e) Organisasi
penyajiannya lebih umum menggunakan susunan ruang, sedangkan eksposisi umumnya
menggunakan susunan logis.
Selain
ciri khusus tersebut, semua persyaratan yang dimiliki oleh eksposisi juga
dimiliki oleh deskripsi karena deskripsi merupakan bagian dari eksposisi. Ciri
khusus yang tidak dimiliki eksposisi adalah cara penyajian yang mendetil dan
memikat.
Karya
tulis deskripsi dapat dibagi dalam dua jenis, yaitu:
a) Deskripsi
artistik adalah deskripsi yang
memiliki nilai artistik atau nilai keindahan karena cara penyajiannya dengan
menggunakan gaya bahasa sastra. Deskripsi artistik ini biasanya dijumpai dalam
karya sastra seperti novel dan cerita pendek. Adanya deskripsi ini dalam karya
narasi dimaksudkan agar cerita lebih menarik dan mengasyikkan. Biasanya
deskripsi digunakan untuk menjelaskan suasana, prilaku tokoh cerita, latar
tempat peristiwa berlangsung, atau tentang adegan tertentu yang perlu
dijelaskan dengan rinci. Semua itu bertujuan untuk menciptakan imajinasi dan
mempengaruhi emosi pembaca agar mereka terlibat secara emosional ke dalam
cerita.
b) Deskripsi
ekspositorik adalah deskripsi yang
mendekati bentuk eksposisi, baik mengenai isi, yang cenderung berupa fakta
maupun penyajian yang bergaya lugas. Disajikan dengan menekankan pada detil dan
rincian yang menyebabkan tulisan semacam ini dinamakan deskripsi ekspositorik.
Beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam menulis deskripsi adalah sebagai berikut:
a) Memilih
detil secara teliti
Walaupun
detil merupakan ciri kas karya deskripsi namun perlu juga memilihnya secara
sadar. Detil yang dipilih hendaknya lebih relevan dalam mencapai tujuan.
b) Menggunakan
pilihan kata yang tepat
Di
dalam menulis deskripsi diperlukan adanya pilihan kata yang tepat karena karya
deskripsi umumnya disusun untuk mempengaruhi emosi dan membentuk imajinasi
pembaca, untuk itu diperlukan pilihan kata karena dalam penyajian deskripsi
sangat diperlukan pilihan kata.
D.
ARGUMENTASI
Argumentasi
adalah tulisan yang bertujuan meyakinkan atau membujuk pembaca tentang kebenaran
pendapat penulis. Karya tulis argumentasi ini pada dasarnya merupakan bagian
dari karya eksposisi, sifat-sifat karya tulis eksposisi ada pada argumentasi.
Sifat khusus yang dimilikinya yaitu untuk meyakinkan atau membujuk pembaca agar
menerima pandangan penulis, maka karya eksposisi semacam ini dinamakan
argumentasi.
Ciri-ciri
khusus karya tulis argumentasi yang membedakan dengan karya tulis eksposisi
adalah sebagai berikut:
a) Argumentasi
bertujuan meyakinkan pembaca, sedangkan eksposisi bertujuan memberikan informasi dan penjelasan.
b) Argumentasi
berusaha membuktikan kebenaran suatu pendapat atau pernyataan, sedangkan
eksposisi hanya menjelaskan.
c) Argumentasi
berusaha mengubah pendapat atau pandangan pembaca, sedangkan eksposisi
menyerahkan keputusan kepada pembaca.
d) Argumentasi
menampilkan fakta sebagai bahan pembuktian, sedangkan dalam eksposisi, fakta
ditampilkan sebagai alat mengkonkretkan.
Ciri-ciri
di atas jelas menunjukkan bahwa argumentasi merupakan tulisan yang menekankan
kepada proses penalaran, baik yang dilakukan dengan metode deduktif ataupun
induktif. Artinya di dalam bernalar orang boleh memilih cara deduktif, yaitu
dengan cara mengemukakah terlebih dahulu kesimpulan kemudian diiringi dengan
penjelasan dan uraian. Sedangkan cara induktif ialah metode bernalar dengan
terlebih dahulu mengemukakah uraian, penjelasan dan contoh-contoh, kemudian
mengemukakan kesimpulan.
Di
dalam argumentasi harus ada topik yang kontroversial dalam masyarakat. Pendapat
yang satu pihak setuju dan pendapat yang lain menentang. Penulis tinggal
memilih berada di pihak mana, pro atau kontra. Untuk itu penulis harus berusaha
memperkuat argumentasinya dengan fakta dan contoh-contoh sehingga pembaca
setuju dengan pendapat penulis.
Adapun
hal-hal yang perlu diikuti dalam menulis karya argumentasi adalah sebagai
berikut:
a) Mengumpulkan
data dan fakta.
Karena
argumentasi merupakan upaya untuk meyakinkan pembaca, maka diperlukan data dan
fakta, data dan fakta yang perlu ditampilkan boleh diambil dari hasil
pengamatan, pengalaman langsung maupun dari bacaan. Untuk itu, perlu dicari dan
dipikirkan fakta dan data yang dapat menunjang penalaran dan argumentasi.
b) Menentukan
sikap atau posisi.
Dalam
setiap argumentasi, yang mengandung sikap pro atau kontra tentang suatu
pandangan, penulis dengan tegas menentukan sikap, berada di pihak pro atau
kontra. Dengan ketegasan sikap itu, penulis akan mudah mengarahkan argumentasi.
c) Menyatakan
sikap pada bagian awal.
Penting
sekali dalam menyatakan sikap pada bagian awal argumentasi tentang kesimpulan
sikap penulis dengan ungkapan yang singkat, padat, namun jelas. Barulah
kemudian diuraikan alasan dan penalaran yang memperkuat sikap atau pendapat
tersebut. Dengan begitu, pembaca akan murah mengikuti arah pemikiran penulis.
d) Mengembangkan
penalaran atau argumen dengan urutan yang jelas.
Argumen
harus ditata dengan urutan dan kaitan yang jelas. Semua data dan fakta arus
ditampilkan berurut mulai dari kurang penting kepada yang sangat penting.
Dengan demikian, argumentasi akan menjadi tulisan yang kompak dan meyakinkan.
Pembaca akan mudah memahami dan mempercayai hal yang dikemukakan penulis. Itu
berarti tulisan argumentasi berhasil baik.
e) Menguji
argumentasi dengan jalan mencoba mengendalikan diri berada pada posisi kontras.
Dengan
mengendalikan diri berada pada posisi yang berlawanan dengan pandangan penulis,
berarti penulis harus berusaha mencari kelemahan argumentasi sendiri. Dengan
cara ini, penulis akan melakukan perbaikan dan menutupi segala kelemahan yang
masih terasa.
f) Hindari
menggunakan kata atau istilah yang terlalu umum dan ragu-ragu.
Untuk
memperkuat argumentasi perlu dilakukan pemakaian atau pemilihan kata dengan
teliti. Hindarilah kata-kata yang maknanya tidak tegas.
g) Menetapkan
secara tepat titik ketidaksepakatan yang akan diargumentasikan.
Kalau
yang diargumentasikan merupakan suatu konsep yang luas, ada kemungkinan
sebagian dari konsep itu tidak ada perbedaan pendapat. Dalam hal ini, sebaiknya
disebutkan atau dijelaskan aspek yang memuat pertentangan pendapat tersebut.
*
* *
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Narasi
adalah salah satu bentuk tulisan yang bertujuan untuk menceritakan kronologis
peristiwa kehidupan manusia. Berdasarkan rumusan itu, maka dapat disimpulkan
beberapa ciri narasi, yaitu sebagai berikut: tulisan itu berisi cerita tentang
kehidupan manusia; peristiwa kehidupan manusia yang diceritakan itu boleh
merupakan kehidupan nyata, imajinasi dan boleh gabungan keduanya; cerita itu
memiliki nilai keindahan, baik keindahan isinya maupun penyajiannya; di dalam
peristiwa itu ada konflik, yaitu pertentangan
kepentingan, kemelut atau kesengajaan antara harapan dan kenyataan. Tanpa
konflik, cerita tidak menarik; di dalamnya sering kali terdapat dialog untuk
menghidupkan cerita; tulisan disajikan dengan menggunakan cara kronologis.
Karya
narasi dapat dibagi atas dua jenis, yaitu narasi
artistik adalah narasi yang berbentuk karya sastra yang enak dibaca,
seperti karya novel atau cerita pendek.
Narasi ekspositorik adalah narasi yang menceritakan tentang kehidupan
seseorang yang penuh suka dan duka.
Beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam menulis narasi adalah sebagai berikut:
memilih topik yang punya nilai; menulis jaringan peristiwa dalam urutan dan
kaitan yang jelas; menyelipkan dialog jika mungkin dan jika perlu; memilih
detil cerita secara teliti; menetapkan pusat pengisahan secara tegas.
Deskripsi
adalah karya tulis yang tujuannya memberikan
rincian atau detil tentang objek sehingga dapat memberi pengaruh pada
emosi dan menciptakan imajinasi pembaca
bagai melihat, mendengar atau merasakan langsung apa yang disampaikan penulis.
Ciri-ciri
tulisan eksposisi itu adalah sebagai berikut: tulisan itu bertujuan memberikan
informasi, pengertian, dan pengetahuan; tulisan itu bersifat menjawab
pertanyaan apa, mengapa dan kapan serta bagaimana; disampaikan dengan gaya yang
lugas dan menggunakan bahasa baku; umumnya disajikan dengan menggunakan susunan
logis; disajikan dengan nada netral tidak memancing emosi, tidak memihak dan
memaksakan sikap penulis kepada pembaca.
Beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam menulis eksposisi adalah: memilih topik
tulisan secara teliti; menyadari selalu tujuan tulisan; mengingat calon pembaca;
memilih organisasi penyajian yang sesuai.
Deskripsi
adalah karya tulis yang tujuannya memberikan
rincian atau detil tentang objek sehingga dapat memberi pengaruh pada
emosi dan menciptakan imajinasi pembaca
bagai melihat, mendengar atau merasakan langsung apa yang disampaikan penulis.
Ciri-ciri
khusus karya tulis deskripsi yang membedakan dengan eksposisi adalah sebagai
berikut:
* Deskripsi
berupaya memperlihatkan detil atau rincian tentang objek, sedangkan eksposisi cenderung
menyajikan secara umum.
* Deskripsi
lebih bersifat mempengaruhi emosi yang membentuk imajinasi pembaca, sedangkan
eksposisi tidak.
* Deskripsi
umumnya menyangkut objek yang dapat di indera oleh panca indera sehingga
objeknya, pada umumnya benda, alam, warna, dan manusia sedangkan eksposisi
menyangkut tentang semua hal.
* Deskripsi
disampaikan dengan gaya memikat dan dengan pilihan kata yang menggugah,
sedangkan eksposisi disajikan dengan gaya lugas.
* Organisasi
penyajiannya lebih umum menggunakan susunan ruang, sedangkan eksposisi umumnya
menggunakan susunan logis.
Karya
tulis deskripsi dapat dibagi dalam dua jenis, yaitu: deskripsi artistik adalah
deskripsi yang memiliki nilai artistik atau nilai keindahan karena cara
penyajiannya dengan menggunakan gaya bahasa sastra. Deskripsi ekspositorik adalah
deskripsi yang mendekati bentuk eksposisi, baik mengenai isi, yang cenderung
berupa fakta maupun penyajian yang bergaya lugas.
Beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam menulis deskripsi adalah sebagai berikut:
memilih detil secara teliti; menggunakan pilihan kata yang tepat.
Argumentasi
adalah tulisan yang bertujuan meyakinkan atau membujuk pembaca tentang
kebenaran pendapat penulis. Karya tulis argumentasi ini pada dasarnya merupakan
bagian dari karya eksposisi, sifat-sifat karya tulis eksposisi ada pada
argumentasi. Sifat khusus yang dimilikinya yaitu untuk meyakinkan atau membujuk
pembaca agar menerima pandangan penulis, maka karya eksposisi semacam ini
dinamakan argumentasi.
Ciri-ciri
khusus karya tulis argumentasi yang membedakan dengan karya tulis eksposisi
adalah sebagai berikut:
* Argumentasi
bertujuan meyakinkan pembaca, sedangkan eksposisi bertujuan memberikan informasi dan penjelasan.
* Argumentasi
berusaha membuktikan kebenaran suatu pendapat atau pernyataan, sedangkan
eksposisi hanya menjelaskan.
* Argumentasi
berusaha mengubah pendapat atau pandangan pembaca, sedangkan eksposisi
menyerahkan keputusan kepada pembaca.
* Argumentasi
menampilkan fakta sebagai bahan pembuktian, sedangkan dalam eksposisi, fakta
ditampilkan sebagai alat untuk mengkonkretkan.
Adapun
hal-hal yang perlu diikuti dalam menulis karya argumentasi adalah sebagai
berikut: mengumpulkan data dan fakta; menentukan sikap atau posisi; menyatakan
sikap pada bagian awal; mengembangkan penalaran atau argumen dengan urutan yang
jelas; menguji argumentasi dengan jalan mencoba mengendalikan diri berada pada
posisi kontras; menghindari penggunaan kata atau istilah yang terlalu umum dan
ragu-ragu; menetapkan secara tepat titik ketidaksepakatan yang akan
diargumentasikan.
B.
Saran-Saran
Sebagai
penutup dalam bahasan makalah ini, kita telah tahu bagaimana kiranya persiapan
menulis tersebut dan agaknya inilah yang sering menjadi kendala bagi para
penulis pemula. Banyak para penulis pemula yang tidak memiliki modal dasar
untuk menjadi pengarang, padahal tidak begitu mendasar sekali tuntunan-tuntunan
tersebut.
Adakalanya
aturan-aturan itu memang harus dilanggar oleh apa yang kita tulis jika kita
ingin membawa semangat pembaharuan maka tidak salah apa yang telah tertulis
dalam makalah ini diabaikan saja. Douwes Dekker berkata: “Orang yang tidak pernah jatuh tidak akan pernah tahu apa yang
diperlukan untuk dapat berdiri kokoh.”
*
* *
DAFTAR
PUSTAKA
Marahimin
Ismail. 1992. Menulis Secara Populer. Jakarta:
Pustaka Jaya.
Semi, M. Attar. 2007. Dasar-Dasar Keterampilan Menulis.
Jakarta: Angkasa
Wiyanto, Asul. 2004. Terampil Menulis Paragraf. Jakarta:
Grasindo
http://wikipedia.id.org. Di download pada
tanggal 26 Maret 2010
http://akhmadsudrajat.org. Di download
pada tanggal 26 Maret 2010.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar