BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sebelum
penulis memaparkan terlebih dahulu kita mengetahui bagaimana cara untuk membaca
cepat.
Membaca
merupakan suatu kegiatan yang menyenangkan bagi sebagian orang. Dan membaca
menjadi salah satu kebiasaan dan menjadikan sebagian hobi. dengan membaca cepat
atau banyak membaca para mahasiswa dan mahasiswi banyak informasi yang didapat
dan akan menambah wawasan keilmuan. Membaca juga merupakan salah satu dari
bagian menyimak.
B.
Perumusan Masalah
Kemampuan
efektif membaca (KEM) yang di harapkan dimiliki seorang pelajar adalah 300 –
350 kata permenit. Kecepatan di sini tidak hanya di lihat dari selesainya
proses membaca. Cara menghitung kemampuan efektif membaca adalah sebagai
berikut:
KM : {KB : (SM : 60)} X (P1:100) KPM
KM : Kemampuan Membaca
KB : Jumlah Kata dalam Wacana
SM : Jumlah Sekon (detik) dalam Membaca
PI : Pemahaman Isi
KPM : Kata Permenit
Salah
satu cara untuk menambahkan wawasan agar kualitas berbicara kita lebih berbobot
adalah dengan membaca: semakin cepat kita membaca dan memahami isi buku
tersebut, semakin banyak pula informasi yang dapat kita serap.
C.
Tujuan Penelitian
Salah
satu tujuan penelitian yang di buat oleh penulis dan karya ilmiah ini adalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana
cara meningkatkan kecepatan membaca ?
2. Apakah
pelajar saat ini sudah tahu bagaimana cara membaca dengan cepat ?
3. Apakah
kita sudah mampu menyampaikan tanggapan dengan baik?
D.
Metode Penelitian
Penulis
membuat karya ilmiah ini hanya menggunakan metode analisis dengan penelitian
uji coba melalui buku paket, buku panduan dan buku-buku sumber lainnya yakni
buku pelajaran yang berbaur tentang bahasa dan sastra Indonesia. Dan
berdasarkan buku-buku panduan maka masalah membaca cepat dan macam-macam metode
membaca dapat kita pahami bersama. Masalah membaca juga penting di ketahui oleh
guru bukan hanya siswa/siswi agar tujuan ini bisa/dapat berjalan dengan mulus,
tanpa ada hambatan apapun.
BAB II
KAJIAN TEORITIK
A.
Membaca Cepat
Membaca
merupakan menerima informasi dari sumber tulisan, membaca tanpa tujuan yang
jelas dan tanpa menguasai cara membaca dengan benar terasa membosankan kita pun
jadi mengantuk. Dengan membaca cepat kita akan terpacu untuk menemukan gagasan
atau pesan dalam teks secara cepat dan tepat. Dengan demikian informasi dari
berbagai bacaan akan lebih banyak terserap.
Contohnya
:
Kemampuan
efektif membaca (KEM) minimal yang di harapkan di miliki siswa SMA atau Ma
adalah 300 kata permenit. Kecepatan di sini tidak hanya di lihat dari
selesainya proses membaca, tetapi di perhitungkan dengan tingkat pemahaman
siswa terhadap wacana yang di bacanya. Sama dengan membaca sebuah teks/ikhtisar
sebuah karangan, kita harus memahami pikiran utama atau ide pokok tiap
paragraf. Rangkaian pikiran utama tiap paragraf itu.
Sesungguhnya
merupakan penjabaran dari sebuah topik atau tema yang di inginkan di sampaikan
pengajaran. Kegiatan menuangkan pikiran menjadi tulisan, hubungan logika atau
cara berpikir dengan cara menggambarkan suatu paragraf sangat berkaitan. Jika
pikiran kita menggunakan logika deduktif (umum khusus) tulisan yang di hasilkan
pun akan berpola deduktif. Cara berpikir deduktif adalah cara berpikir yang
memulai pikirannya pada pernyataan yang bersifat umum. Dari pernyataan yang
bersifat umum itulah, kemudian di jabarkan dengan penjelasan-penjelasan yang
bersifat khusus. Dalam menulis deskripsi (menggambarkan) dan eksposisi
(menguraikan). Ada dua ciri yang menunjukkan bahwa penalaran merupakan sebuah
aktivitas berpikir :
·
Pertama, dalam
penalaran terhadap pola berpikir logis harus di terapkan secara konsisten (taat
asas) dan konsekuen sehingga kita menggunakan pola pikir yang sama untuk
hal-hal tertentu. Jangan sampai terjadi, dalam menetapkan suatu proposisi,
orang bertitik tolak dari proposisi-proposisi yang berbeda. Hal ini tertentu
saja tidak logis.
·
Kedua, dalam penalaran
adanya sifat yang analitis dari proses berpikir manusia. Sifat analitis ini di
dasarkan pada logika tertentu dan pola-pola berpikir tertentu pula. (Adiwijaya
dkk, 2000 ; 5).
B.
Metode Membaca
Selain
membaca cepat ada juga metode membaca yang lain di antaranya adalah sebagai
berikut :
·
Membaca Sekilas
·
Membaca Memindai
·
Membaca Intensif
·
Membaca Ekstensif
Keempat ini macam-macam
dari hal metode membaca.
·
Membaca sekilas
merupakan membaca kata demi kata yang tidak bisa di ulang-ulang.
·
Membaca memindai adalah
suatu teknik membaca untuk mendapatkan suatu informasi tanpa membaca yang
lain-lain.
·
Membaca intensif di sini kita ajak untuk bisa menemukan
paragraf yang berpola umum khusus(deduksi) yang mengandung gagasan pendukung
serta menarik simpulan dari isi keseluruhan paragraf.
·
Membaca ekstensif dalam
hal ini kita di ajak untuk bisa menentukan satu topik serta pokok pikiran,
fakta dan opini serta dapat merangkum isi dari seluruh sumber.
C. Membaca
Berbagai Teks
Contoh
salah satu membaca: dengan membaca sebuah teks rumpang : teks rumpang ialah
sebuah teks/cerita yang belum lengkap. Dalam suatu wacana akan terdiri gagasan
pokok yang di kembangkan dengan beberapa kalimat penjelas.
Pada
saat membaca teks, kita akan memahami berdasarkan pengetahuan dan pengalaman
kita. Dengan demikian, saat kita membaca suatu paragraf, kita dapat
memperkirakan kelanjutan paragraf tersebut. Tentu saja, perkiraan kita itu
berdasarkan penalaran yang masuk akal. Hal demikian tentu juga kita alami ketika
membaca teks rumpang. Ketika menemui teks yang rumpang, kita dapat melengkapi
teks tersebut berdasarkan gagasan pokok pada paragraf lainnya. Suatu teks pastilah
merupakan penjabaran suatu tema, kita akan mengetahui tema teks jika tekanan
membacanya dengan seksama.
Dengan
mengetahui teks tersebut, kita dapat mengembangkan lagi teks itu. Kita pun dapat
menambahkan gagasan yang relevan dengan teks. Begitu juga dengan membaca dan
menganalisis berbagai karya sastra, contoh salah satunya : Novel adalah salah
satu bentuk rekaman kehidupan yang di kemas dalam bentuk sastra. logikanya,
novel-novel Indonesia akan menggambarkan kehidupan bangsa Indonesia.
Novel-novel Inggris akan mencerminkan kehidupan dan cara pandang masyarakat
Inggris. Demikian pula novel-novel negara-negara Timur Tengah tentu akan
menggambarkan kehidupan dan budaya masyarakat di sana. Jika asumsi tersebut
benar, terbuka peluang bagi kita untuk memahami kehidupan, cara pandang, dan
budaya bangsa lain melalui karya-karyanya.
Contoh
analisis terhadap novel Indonesia dan Novel terjemahan.
1. Novel
Indonesia
...............
Oleh keadaan keuangan yang tidak mengizinkan, orang tuaku memutuskan hanya
mempunyai pembantu sedikit mungkin. Yang tinggal bersama kami adalah, seorang
perempuan tua, di anggap sebagai anggota keluarga sendiri. Dia datang dari
dasar di bawah nenek pada waktu ibu dan ayah kawin. Anak simbol, seorang
laki-laki, mendapat pekerjaan sebagai penjaga balai pertemuan tempat Ayah
menjadi anggota. Dia telah kawin. Sering kali datang ke rumah kami bersama
istrinya, berkunjung sambil menolong pekerjaan apa saja yang dapat di
pekerjakan. Namanya Marjo, istrinya Saijem. Kami bisa memanggil kang Marjo dan
yu Saijem......
(Dikutip
dari novel Padang Ilalang di Belakang
Rumah, NH. Dini, 1979)
2. Novel
Terjemahan
........
Ayah saya seorang petani miskin yang tak dapat membaca maupun menulis.
Sedikit pengetahuannya dalam kehidupan.
Bagaimana caranya bertanam, bagaimana menjual kerbau yang telah di racun oleh
musuhnya sebelum mati, bagaimana menukar anak gadisnya dengan imbalan mas kawin
bila masih ada waktu, bagaimana caranya mendahului tetangganya mencuri tanaman
pangan yang matang di dalam ladang, bagaimana meraih tangan ketua kelompok dan
berpura-pura menciumnya, bagaimana memukul istrinya dan memperbudaknya.........
(Di
kutip dari novel terjemahan Perempuan di
Titik Nol. Nawal El-Saadawi, 2000)
Dari
kedua kutipan novel di atas, kita bisa melihat latar budaya yang berbeda. Pada
novel Padang Ilalang di belakang rumah, tercermin budaya Indonesia yang penuh
dengan suasana damai dan kekeluargaan. Sementara itu pada novel Perempuan di
titik nol, tercermin budaya Timur Tengah yang di warnai dan budaya keras atau
permusuhan antara golongan.
*
* *
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Salah
satu cara untuk meningkatkan kecepatan membaca ialah kita harus banyak berlatih
membaca. Dan apakah para pelajar saat ini sudah tahu bagaimana cara untuk
membaca cepat? Jika penulis simpulkan bisa kita katakan ada yang tahu dan ada
juga yang tidak tahu. sebab kecepatan membacanya bisa di lihat dari selesainya
proses membaca. Tetapi di perhitungkan dengan tingkat pemahaman siswa terhadap
wacana yang di bacanya. Dan apakah
tanggapan itu sudah bisa di sampaikan dengan baik? Kalau menurut penulis bisa
saja di sampaikan sebab apabila dahulu kita menyusun tanggapan tersebut di
dalam pikiran kita.
Ada
dua ciri yang menunjukkan bahwa penalaran merupakan sebuah aktivitas berpikir :
·
Pertama, dalam
penalaran terhadap pola berpikir logis harus di terapkan secara konsisten (taat
asas) dan konsekuen sehingga kita menggunakan pola pikir yang sama untuk
hal-hal tertentu. Jangan sampai terjadi, dalam menetapkan suatu proposisi,
orang bertitik tolak dari proposisi-proposisi yang berbeda. Hal ini tertentu
saja tidak logis.
·
Kedua, dalam penalaran
adanya sifat yang analitis dari proses berpikir manusia. Sifat analitis ini di
dasarkan pada logika tertentu dan pola-pola berpikir tertentu pula. (Adiwijaya
dkk, 2000 ; 5).
Selain
membaca cepat ada juga metode membaca yang lain di antaranya adalah sebagai
berikut :
·
Membaca sekilas
merupakan membaca kata demi kata yang tidak bisa di ulang-ulang.
·
Membaca memindai adalah
suatu teknik membaca untuk mendapatkan suatu informasi tanpa membaca yang
lain-lain.
·
Membaca intensif di sini kita ajak untuk bisa menemukan paragraf
yang berpola umum khusus(deduksi) yang mengandung gagasan pendukung serta
menarik simpulan dari isi keseluruhan paragraf.
·
Membaca ekstensif dalam
hal ini kita di ajak untuk bisa menentukan satu topik serta pokok pikiran,
fakta dan opini serta dapat merangkum isi dari seluruh sumber.
Pada
saat membaca teks, kita akan memahami berdasarkan pengetahuan dan pengalaman
kita. Dengan demikian, saat kita membaca suatu paragraf, kita dapat
memperkirakan kelanjutan paragraf tersebut. Tentu saja, perkiraan kita itu
berdasarkan penalaran yang masuk akal. Hal demikian tentu juga kita alami
ketika membaca teks rumpang. Ketika menemui teks yang rumpang, kita dapat
melengkapi teks tersebut berdasarkan gagasan pokok pada paragraf lainnya. Suatu
teks pastilah merupakan penjabaran suatu tema, kita akan mengetahui tema teks
jika tekanan membacanya dengan seksama.
B.
Saran-Saran
Sebagai
penutup dari makalah ini, penulis merasa cukup perlu pula memberikan sedikit
saran yang tentunya mengacu pada bahasan makalah ini. adapun beberapa saran
tersebut adalah sebagai berikut:
a) Dengan
melalui penelitian ini penulis menghimbau agar kita lebih giat membaca berbagai
sumber bacaan demi memperluas ilmu pengetahuan kita.
b) Dengan
membaca cepat kita akan semakin kaya dengan informasi dari sumbar bacaan yang
kita baca.
c) Mari
kita biasakan diri kita dengan cara membaca cepat.
*
* *
DAFTAR PUSTAKA
R. A, Syamsudin. 2005. Kompetensi Berbahasa. Solo : PT. Tiga
Serangkai.
Tukun, Paulus. 2003. Mahir Berbahasa Indonesia. Jakarta :
Ghalia Indonesia
Supriatna, Agus. 2007. Bahasa Indonesia. Bandung : Grafindo
Media Pratama.
Juhara, Erwan, dkk.
2005. Cendika Berbahasa. Jakarta :
PT. Setia Purna Invers.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar