Senin, 03 Maret 2014

URBAN (SEBUAH CATATAN KECIL TENTANG SEKELUMIT KEKECEWAAN PADA PESTA DEMOKRASI BERNAMA PEMILIHAN UMUM)



yang bergulir perlahan 
meninggalkan konsepsi 
menggeser pemikiran 
dan kita terlonjak 
kita pada kurungan keapatisan 

kita lihat penduduk merapat 
pada keramaian yang terkotak-kotak 
diri mengantar pada dosa 
dosa mengantar pada laknat 
laknat mengantar pada bencana 
bencana mengantar pada kesengsaraan 
di perkotaan penduduk memadat 
menggeser menjual peradaban 
menggeser menjual tatanan kemanusiaan 
alam pun menyerta urban itu 
di pedesaan petani risau hujan tak kunjung turun 
sawah-sawah tak terairi 
tanah-tanah kering kerontang 
di perkotaan air memadat 
karena janji yang di hambat lajunya 
menyimpul senyum para pejanji 
di pekotaan air melimpah ruah 
memenuhi perumahan 
memenuhi jalanan 
memenuhi perkantoran 
memenuhi sekolahan 
dan air pun ikut urban 
menuntut janji yang menggenangi harapan 

Andam Dewi 
Minggu, 9 Pebruari 2014 
Pukul 22.31 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar