Rabu, 07 Mei 2014

SJARAH SASTRA INDONESIA MODERN

PENDAHULUAN


CABANG-CABANG ILMU SASTRA
Ilmu sastra meliputi tiga macam ilmu, yaitu teori sastra, sejarah sastra, dan kritik sastra. Masing-masing mempunyai objek penyelidikan tertentu.
Teori sastra menyelidiki dasar-dasar pengertian tentang hal-hal yang bersangkut paut dengan sastra, misalnya hakikat sastra, genre sastra (jenis sastra), aliran-aliran, gaya bahasa, unsur-unsur cerita, dan lain-lain.
Sejarah sastra adalah cabang ilmu sastra yang berusaha menyelidiki perkembangan sastra sejak dari mula pertumbuhannya sampai pada perkembangannya yang sekarang. Persoalan-persoalan yang menjadi objek penyelidikan, antara lain meliputi:
1.       perkembangan atau timbul tenggelamnya suatu genre sastra, misalnya sejarah perkembangan novel, cerpen, puisi, dan sebagainya;
2.       periodisasi sastra atau pembabakan waktu dalam perkembangan sastra;
3.       perkembangan aliran-aliran yang pada suatu periode atau pada suatu angkatan;
4.       pertumbuhan dan perkembangan gaya bahasa.
Kritik sastra adalah suatu cabang ilmu sastra yang mengadakan penyelidikan langsung terhadap suatu karya sastra tertentu. Ia mengadakan pendalaman dan dengan melalui analisis serta penafsiran, kemudian berusaha memberikan suatu penilaian tentang berhasil atau tidaknya suatu karya sastra.
Di samping tiga cabang ilmu sastra yang tersebut di atas, ada macam ilmu sastra yang lain, yaitu sastra umum, sastra khusus, dan sastra perbandingan. Sastra umum ialah ilmu sastra yang membicarakan hal ihwal sastra pada umumnya, terlepas dari masalah-masalah kekhususan dari kehidupan sastra akibat adanya cora bangsa dan bahasa. Sastra khusus adalah ilmu sastra yang membicarakan kehidupan sastra suatu bangsa atau suku bangsa tertentu. Sastra perbandingan adalah ilmu sastra yang berusaha menyelidiki adanya persamaan, perbedaan dan pengaruh dari berbagai hal yang terdapat pada dua atau beberapa sastra tertentu/sastra khusus.

HUBUNGAN TIMBAL BALIK ANTARA CABANG-CABANG ILMU SASTRA
Cabang ilmu sastra dalam uraian ini terbatas pada teori sastra, sejarah sastra, dan kritik sastra. Ketiga cabang ilmu tersebut mempunyai hubungan yang sangat erat sekali dan hubungan itu bersifat timbal balik, artinya saling melengkapi.
1.       Hubungan Sejarah Sastra dan Teori Sastra
Penyelidikan tentang sejarah sastra banyak memerlukan bahan-bahan pengetahuan tentang teori sastra. Pembicaraan tentang suatu angkatan tidak akan terlepas dari pembicaraan tentang gaya bahasa, aliran, genre sastra, latar belakang cerita, tema, dan sebagainya.
Sebaliknya, teori sastra pun memerlukan bahan-bahan dari hasil penyelidikan sejarah sastra. Pembicaraan tentang gaya bahasa atau tentang suatu aliran tidak dapat dilepaskan dari perkembangan sastra secara keseluruhan. Suatu pengertian dalam teori sastra dimungkinkan mengalami perubahan dan perkembangan sesuai dengan data yang diperoleh dari sejarah sastra. Misalnya, pengertian tentang puisi, cerpen, soneta, novel, dan lain-lain mengalami perkembangan karena data-data tentang genre sastra tersebut memang berkembang.
2.       Hubungan Sejarah Satra dan Kritik Sastra
Penyelidikan sejarah sastra memerlukan bantuan juga dari kritik sastra. Tidak semua karya sastra yang pernah terbit dijadikan bahan penyelidikan sejarah sastra, tetapi terbatas pada sejumlah karya sastra tertentu.
Untuk memilih dan menentukan karya sastra yang menjadi objek penyelidikan sejarah sastra itu diperlukan bahan-bahan dari kritik sastra; jadi tugas kritiklah untuk menentukan nilai suatu karya sastra. Sebaliknya, kritik sastra pun membutuhkan  bahan-bahan dari sejarah sastra, terutama di dalam usaha menentukan asli tidaknya suatu karya sastra atau ada tidaknya unsur pengaruh dari sastra lain.
3.       Hubungan Kritik Sastra dan Teori Sastra
Hubungan kedua cabang ilmu sastra tersebut sangat jelas. Usaha kritik sastra tidak akan berhasil tanpa dilandasi oleh dasar-daar pengetahuan tentang teori sastra. Jika kita  hendak mengadakan suatu telaah/kritik terhadap suatu cerita novel, terlebih dahulu kita harus memiliki pengetahuan tentang apa yang disebut novel, terlebih dahulu kita harus memiliki pengetahuan tentang apa yang disebut novel, tentang unsur-unsur suatu novel, misalnya tema, plot, gaya bahasa, perwatakan, setting, sudut pandang cerita (point of view), dan sebagainya. Demikian juga jika kita hendak mengadakan suatu analisis terhadap suatu puisi, kita harus tau apa hakikat puisi itu, apa yang dimaksud dengan bait, rima, ritma, dan sebagainya. Teori sastra merupakan sebagian modal bagi pelaksanaan kritik sastra.

Sebaliknya, teori sastra pun memerlukan bahan-bahan dari kritik sastra, bahkan sebenarnya kritik sastra merupakan pangkal dari teori sastra. Teori tanpa data merupakan teori yang kosong (in vacuo).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar