Jumat, 10 Februari 2012

ANALISIS JENIS-JENIS TULISAN


BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Mengingat semakin menurunnya nilai-nilai estetika dan nilai-nilai kemanusiaan yang disebabkan oleh perkembangan globalisasi di tengah masyarakat, maka perlu jugalah rasanya memberikan sedikit pandangan kepada diri kita dan masyarakat bahwa perkembangan global harus dibendung dengan apapun itu.
Begitu juga dengan kesusastraan kita yang sekarang mulai ditinggalkan banyak orang. Banyak orang yang mulai dengan perlahan bahkan dengan sangat cepat meninggalkan peradaban bangsa yang dianggap telah ketinggalan zaman. Meskipun ada sebagian dari kita yang berusaha bertahan dengan kebudayaan bangsa itu, namun tidak memiliki landasan dan pegangan yang kokoh untuk melestarikannya.
Mungkin, dengan bahasan dalam makalah ini sedikit memberi bantuan kepada generasi muda saat sekarang ini yang lagi gandrung-gandrungnya mengikuti arus globalisasi yang tidak terbendung itu.
Ada sedikit rasa prihatin mengingat budaya bangsa ini telah terlupakan dan terabaikan karena kita terlalu sibuk dengan urusan-urusan yang ditimbulkan oleh arus globalisasi yang tidak terbendung tadi.
Kiranya makalah ini dapat membantu sebagian remaja dan generasi muda yang memiliki keinginan untuk melestarikan budaya bangsa itu, karena dengan menulis kita bisa melakukan banyak hal, termasuk melestarikan kebudayaan bangsa

B.  Pembatasan Masalah
Bahasan dalam makalah ini tidak seperti apa yang kita bicarakan dalam poin latar belakang tadi, namun setidaknya memberikan keinginan kepada kita bahwa budaya bangsa ini harus dilestarikan oleh kita semua. Tanggung jawab ini adalah tanggung jawab bersama, bukan tanggung jawab perorangan.
Untuk lebih spesifiknya masalah ini, makalah ini hanya membahas tentang langkah-langkah menulis yang berisi beberapa tahapan. Pembahasan ini penulis batasi hanya sebatas itu saja, namun penulis tidak mempersempit bahasan jika ada masalah yang timbul dalam bahasan ini yang memungkinkan untuk dibahas jika masalah tersebut membantu semakin bermutunya nilai makalah ini.

C.  Rumusan Masalah
Perumusan masalah dalam makalah ini penulis persempit dalam batasan keterampilan menulis semata, sehingga tidak ada  lagi hal-hal yang perlu dibahas. Pembahasan yang sederhana ini mengharapkan tujuan yang sangat dalam, yakni mengharapkan kepada generasi muda terlebih pada remaja harusnya melestarikan kebudayaan bangsa dan tentunya dengan menulis hal ini bisa kita lakukan bersama.

D.  Tujuan Penulisan
Dalam penulisan makalah yang sederhana ini, penulis berharap kiranya para remaja dan generasi muda merasa termotivasi untuk melestarikan kebudayaan bangsa dengan rasa tanggung jawab yang sangat besar. Bahwa kebudayaan bangsa harus kita jaga, bahwa kebudayaan bangsa harus kita kembangkan dan menjadikan kebudayaan bangsa itu menjadi prisai untuk membendung arus global yang kian merong-rong akhlak bangsa.
* * *
BAB II
KAJIAN TEORITIK

Dalam kehidupan sehari-hari, kita meliat berbagai macam tulisan. Kita melihat ada tulisan yang berbentuk cerita pendek, puisi, berita, surat, tajuk rencana, artikel, makalah, skripsi, dan lain-lain. Pokoknya, berbagai jenis dan gaya tulisan yang kita jumpai di dalam majalah dan surat kabar. Semua jenis tulisan itu, bila diklasifikasikan ke dalam ciri-cirinya yang sama, maka dapat dibagi atas empat jenis, yaitu narasi, eksposisi, deskripsi, dan argumentasi. Tentang keempat jenis tulisan ini, akan di bahas berikut.

A.  NARASI
Narasi adalah salah satu bentuk tulisan yang bertujuan untuk menceritakan kronologis peristiwa kehidupan manusia. Berdasarkan rumusan itu, maka dapat disimpulkan beberapa ciri narasi, yaitu sebagai berikut:
a)    Tulisan itu berisi cerita tentang kehidupan manusia.
b)   Peristiwa kehidupan manusia yang diceritakan itu boleh merupakan kehidupan nyata, imajinasi dan boleh gabungan keduanya.
c)    Cerita itu memiliki nilai keindahan, baik keindahan isinya maupun penyajiannya.
d)   Di dalam peristiwa itu ada konflik, yaitu pertentangan  kepentingan, kemelut atau kesengajaan antara harapan dan kenyataan. Tanpa konflik, cerita tidak menarik.
e)    Di dalamnya sering kali terdapat dialog untuk menghidupkan cerita.
f)     Tulisan disajikan dengan menggunakan cara kronologis.
Setelah mengetahui ciri-ciri di atas, kita dapat memperkirakan bentuk karya tulis narasi, yaitu umumnya berbentuk cerita pendek atau novel, atau cerita tentang peristiwa kehidupan  manusia, baik yang menyenangkan maupun yang menyedihkan. Yang sering dipertentangkan adalah antara yang baik dan yang buruk, antara sedih dan gembira.
Karya narasi dapat dibagi atas dua jenis, yaitu narasi artistik adalah narasi yang berbentuk karya sastra yang enak dibaca, seperti karya novel atau cerita pendek. Narasi ekspositorik adalah narasi yang menceritakan tentang kehidupan seseorang  yang penuh suka dan duka. Narasi ekspositorik ini dapat kita jumpai dalam  majalah atau surat kabar. Narasi ekspositorik  ini bukan tulisan berita yang mementingkan penyampaian fakta tentang kejadian yang baru terjadi, tetapi kejadiannya sudah lama, sehingga dijadikan dalam bentuk cerita. Disebut narasi ekspositorik, karena narasi ini mirip dengan karya eksposisi.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menulis narasi adalah sebagai berikut:
a)    Memilih topik yang punya nilai.
Setiap hari, kita menghadapi banyak peristiwa kehidupan. Kadang kala peristiwa itu menyenangkan, dan kadang kala menyedihkan. Adakalanya orang memperoleh apa yang diharapkannya, namun ada waktu yang dijumpai  adalah kebalikan apa yang diinginkan. Agaknya begitulah irama kehidupan, irama ini tentunya berbeda setiap individu. Selain pengalaman hidup yang langsung, ada pula  bahan cerita yang merupakan bahan imajinasi. Hasil ini dapat pula dituliskan dalam bentuk karya narasi.
b)   Menulis jaringan peristiwa dalam urutan dan kaitan yang jelas.
Dalam menyajikan peristiwa kehidupan hendaknya jelas hubungan keterkaitan antara suatu kehidupan hendaknya jelas hubungan keterkaitan antara suatu kejadian yang lain harus sejalan. Hal ini akan memudahkan pembaca untuk mengikuti dan memahami gagasan pokok cerita. Pokok cerita yang umum dan kontroversional ialah mulai dari awal peristiwa, menanjak menuju konflik, konflik memuncak dan terjadi penurunan atau penyelesaian. Akan tetapi boleh saja pengurutan dengan cara kilas balik, yaitu dimulai dengan memperlihatkan konflik, kemudian kembali ke asal kejadian seterusnya kembali ke konflik dan sampai pada pengakhiran.
c)    Menyelipkan dialog jika mungkin dan jika perlu
Dalam menyajikan cerita hendaknya diselipkan dialog pada tempat yang tepat dan jumlah yang tidak berlebihan. Dengan adanya dialog ini, cerita akan terasa hidup. Dalam penampilan dialog, boleh saja menggunakan kata non-baku atau dialeg asal sesuai dengan keadaannya. Jika dalam situasi formal sebaiknya gunakan kata baku
d)   Memilih detil cerita secara teliti
Dalam menyajikan cerita yang harus diingat adalah cerita itu mesti fokus kepada tema atau gagasan pokok. Oleh karena itu, hal-hal yang diceritakan haruslah mengacu kepada gagasan pokok. Harus diwaspadai, yang berkaitan itu agaknya banyak maka harus dipilih-pilih. Pemilihan detil secara teliti agar tidak bertele-tele. Pemilihan detil, selain penting agaknya terkait dengan tema dan konflik. Dengan pemilihan detil secara teliti dan tepat, cerita menjadi menarik dan memikat.
e)    Menetapkan pusat pengisahan secara tegas.
Pusat pengisahan diartikan sebagai posisi tukang cerita atau sering kita kenal dengan nama sudut pandang. Apakah dia hanya sebagai pencerita semata yang mengetahui segala peristiwa atau sebagai pencerita yang berperan langsung dengan kata aku  dan saya.


B.  EKSPOSISI
Eksposisi adalah bentuk tulisan yang bertujuan memberikan informasi, menjelaskan dan menjawab pertanyaan apa, mengapa, kapan dan bagaimana.. berdasarkan pengertian itu, jelas bahwa eksposisi merupakan tulisan yang jumlahnya banyak sekali. Hampir semua tulisan, selain tulisan narasi, dapat digolongkan dalam tulisan eksposisi.
Sebenarnya, tulisan deskripsi dan argumentasi itu adalah bagian dari tulisan eksposisi, karena kedua jenis tulisan ini juga memberikan pengetahuan, informasi, dan menjawab pertanyaan apa, mengapa, kapan dan bagaimana. Akan tetapi, karena ada sifat khusus yang dimilikinya, maka dinamakan deskripsi dan argumentasi. Oleh sebab itu, karya eksposisi itu terdiri dari eksposisi, deskripsi dan argumentasi.
Ciri-ciri tulisan eksposisi itu adalah sebagai berikut:
a)    Tulisan itu bertujuan memberikan informasi, pengertian, dan pengetahuan.
b)   Tulisan itu bersifat menjawab pertanyaan apa, mengapa dan kapan serta bagaimana.
c)    Disampaikan dengan gaya yang lugas dan menggunakan bahasa baku.
d)   Umumnya disajikan dengan menggunakan susunan logis.
e)    Disajikan dengan nada netral tidak memancing emosi, tidak memihak dan memaksakan sikap penulis kepada pembaca.
Berdasarkan ciri-ciri tersebut, semakin jelas bagi kita bahwa karya tulis eksposisi ini memang luas cakupannya. Kalau kita setiap hari menghadapi sebuah surat kabar atau majalah, maka hampir semua tulisan yang ada di sana, selain cerpen, novel dan puisi dapat dikatakan tulisan eksposisi. Contoh tulisan eksposisi adalah tulisan berita, tajuk rencana, surat pembaca, artikel dan lain sebagainya.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menulis eksposisi adalah:
a)    Memilih topik tulisan secara teliti
Memilih topik yang baik dan berfaedah bagi pembaca merupakan hal terpenting agar apa yang disampaikan itu dapat menambah informasi dan pengetahuan pembaca.
b)   Menyadari selalu tujuan tulisan
Dalam menulis eksposisi, perlu disadari tujuan tulisan agar terpusat kepada sasaran yang tepat. Selain itu, dengan selalu mengingat tujuan, penulis dapat mengatur gaya dan nada tulisan yang sesuai dengan tujuan sebelumnya.
c)    Mengingat calon pembaca
Hal ini merupakan hal terpenting, karena dengan hal ini, penulis dapat mengatur gaya penyajian sesuai dengan latar pendidikan calon pembaca selain itu, penulis dapat menyajikan tulisan dengan cara yang lebih komunikatif.
d)   Memilih organisasi penyajian yang sesuai.
Eksposisi dapat disajikan dengan berbagai jenis dan bentuk tulisan, maka penulis perlu memilih bentuk tulisan yang paling sesuai dengan tujuan .

C.  DESKRIPSI
Deskripsi adalah karya tulis yang tujuannya memberikan  rincian atau detil tentang objek sehingga dapat memberi pengaruh pada emosi dan menciptakan  imajinasi pembaca bagai melihat, mendengar atau merasakan langsung apa yang disampaikan penulis.
Rumusan itu memperlihatkan bahwa, deskripsi merupakan karya tulis eksposisi yang disajikan dengan menekankan kepada detil sehingga ia bagaikan fotokopi objek yang digambarkan. Deskripsi biasanya menggambarkan tentang sesuatu yang dapat di indra. Oleh sebab itu, pada umumnya, objek berupa alam, benda, tempat suasana, dan manusia.
Ciri-ciri khusus karya tulis deskripsi yang membedakan dengan eksposisi adalah sebagai berikut:
a)    Deskripsi berupaya memperlihatkan detil atau rincian tentang  objek, sedangkan eksposisi cenderung menyajikan secara umum.
b)   Deskripsi lebih bersifat mempengaruhi emosi yang membentuk imajinasi pembaca, sedangkan eksposisi tidak.
c)    Deskripsi umumnya menyangkut objek yang dapat di indera oleh panca indera sehingga objeknya, pada umumnya benda, alam, warna, dan manusia sedangkan eksposisi menyangkut tentang semua hal.
d)   Deskripsi disampaikan dengan gaya memikat dan dengan pilihan kata yang menggugah, sedangkan eksposisi disajikan dengan gaya lugas.
e)    Organisasi penyajiannya lebih umum menggunakan susunan ruang, sedangkan eksposisi umumnya menggunakan susunan logis.
Selain ciri khusus tersebut, semua persyaratan yang dimiliki oleh eksposisi juga dimiliki oleh deskripsi karena deskripsi merupakan bagian dari eksposisi. Ciri khusus yang tidak dimiliki eksposisi adalah cara penyajian yang mendetil dan memikat.
Karya tulis deskripsi dapat dibagi dalam dua jenis, yaitu:
a)    Deskripsi artistik adalah deskripsi yang memiliki nilai artistik atau nilai keindahan karena cara penyajiannya dengan menggunakan gaya bahasa sastra. Deskripsi artistik ini biasanya dijumpai dalam karya sastra seperti novel dan cerita pendek. Adanya deskripsi ini dalam karya narasi dimaksudkan agar cerita lebih menarik dan mengasyikkan. Biasanya deskripsi digunakan untuk menjelaskan suasana, prilaku tokoh cerita, latar tempat peristiwa berlangsung, atau tentang adegan tertentu yang perlu dijelaskan dengan rinci. Semua itu bertujuan untuk menciptakan imajinasi dan mempengaruhi emosi pembaca agar mereka terlibat secara emosional ke dalam cerita.
b)   Deskripsi ekspositorik adalah deskripsi yang mendekati bentuk eksposisi, baik mengenai isi, yang cenderung berupa fakta maupun penyajian yang bergaya lugas. Disajikan dengan menekankan pada detil dan rincian yang menyebabkan tulisan semacam ini dinamakan deskripsi ekspositorik.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menulis deskripsi adalah sebagai berikut:
a)    Memilih detil secara teliti
Walaupun detil merupakan ciri kas karya deskripsi namun perlu juga memilihnya secara sadar. Detil yang dipilih hendaknya lebih relevan dalam mencapai tujuan.
b)   Menggunakan pilihan kata yang tepat
Di dalam menulis deskripsi diperlukan adanya pilihan kata yang tepat karena karya deskripsi umumnya disusun untuk mempengaruhi emosi dan membentuk imajinasi pembaca, untuk itu diperlukan pilihan kata karena dalam penyajian deskripsi sangat diperlukan pilihan kata.

D.  ARGUMENTASI
Argumentasi adalah tulisan yang bertujuan meyakinkan atau membujuk pembaca tentang kebenaran pendapat penulis. Karya tulis argumentasi ini pada dasarnya merupakan bagian dari karya eksposisi, sifat-sifat karya tulis eksposisi ada pada argumentasi. Sifat khusus yang dimilikinya yaitu untuk meyakinkan atau membujuk pembaca agar menerima pandangan penulis, maka karya eksposisi semacam ini dinamakan argumentasi.
Ciri-ciri khusus karya tulis argumentasi yang membedakan dengan karya tulis eksposisi adalah sebagai berikut:
a)    Argumentasi bertujuan meyakinkan pembaca, sedangkan eksposisi bertujuan  memberikan informasi dan penjelasan.
b)   Argumentasi berusaha membuktikan kebenaran suatu pendapat atau pernyataan, sedangkan eksposisi hanya menjelaskan.
c)    Argumentasi berusaha mengubah pendapat atau pandangan pembaca, sedangkan eksposisi menyerahkan keputusan kepada pembaca.
d)   Argumentasi menampilkan fakta sebagai bahan pembuktian, sedangkan dalam eksposisi, fakta ditampilkan sebagai alat mengkonkretkan.
Ciri-ciri di atas jelas menunjukkan bahwa argumentasi merupakan tulisan yang menekankan kepada proses penalaran, baik yang dilakukan dengan metode deduktif ataupun induktif. Artinya di dalam bernalar orang boleh memilih cara deduktif, yaitu dengan cara mengemukakah terlebih dahulu kesimpulan kemudian diiringi dengan penjelasan dan uraian. Sedangkan cara induktif ialah metode bernalar dengan terlebih dahulu mengemukakah uraian, penjelasan dan contoh-contoh, kemudian mengemukakan kesimpulan.
Di dalam argumentasi harus ada topik yang kontroversial dalam masyarakat. Pendapat yang satu pihak setuju dan pendapat yang lain menentang. Penulis tinggal memilih berada di pihak mana, pro atau kontra. Untuk itu penulis harus berusaha memperkuat argumentasinya dengan fakta dan contoh-contoh sehingga pembaca setuju dengan pendapat penulis.
Adapun hal-hal yang perlu diikuti dalam menulis karya argumentasi adalah sebagai berikut:
a)    Mengumpulkan data dan fakta.
Karena argumentasi merupakan upaya untuk meyakinkan pembaca, maka diperlukan data dan fakta, data dan fakta yang perlu ditampilkan boleh diambil dari hasil pengamatan, pengalaman langsung maupun dari bacaan. Untuk itu, perlu dicari dan dipikirkan fakta dan data yang dapat menunjang penalaran dan argumentasi.
b)   Menentukan sikap atau posisi.
Dalam setiap argumentasi, yang mengandung sikap pro atau kontra tentang suatu pandangan, penulis dengan tegas menentukan sikap, berada di pihak pro atau kontra. Dengan ketegasan sikap itu, penulis akan mudah mengarahkan argumentasi.
c)    Menyatakan sikap pada bagian awal.
Penting sekali dalam menyatakan sikap pada bagian awal argumentasi tentang kesimpulan sikap penulis dengan ungkapan yang singkat, padat, namun jelas. Barulah kemudian diuraikan alasan dan penalaran yang memperkuat sikap atau pendapat tersebut. Dengan begitu, pembaca akan murah mengikuti arah pemikiran penulis.
d)   Mengembangkan penalaran atau argumen dengan urutan yang jelas.
Argumen harus ditata dengan urutan dan kaitan yang jelas. Semua data dan fakta arus ditampilkan berurut mulai dari kurang penting kepada yang sangat penting. Dengan demikian, argumentasi akan menjadi tulisan yang kompak dan meyakinkan. Pembaca akan mudah memahami dan mempercayai hal yang dikemukakan penulis. Itu berarti tulisan argumentasi berhasil baik.

e)    Menguji argumentasi dengan jalan mencoba mengendalikan diri berada pada posisi kontras.
Dengan mengendalikan diri berada pada posisi yang berlawanan dengan pandangan penulis, berarti penulis harus berusaha mencari kelemahan argumentasi sendiri. Dengan cara ini, penulis akan melakukan perbaikan dan menutupi segala kelemahan yang masih terasa.
f)     Hindari menggunakan kata atau istilah yang terlalu umum dan ragu-ragu.
Untuk memperkuat argumentasi perlu dilakukan pemakaian atau pemilihan kata dengan teliti. Hindarilah kata-kata yang maknanya tidak tegas.
g)    Menetapkan secara tepat titik ketidaksepakatan yang akan diargumentasikan.
Kalau yang diargumentasikan merupakan suatu konsep yang luas, ada kemungkinan sebagian dari konsep itu tidak ada perbedaan pendapat. Dalam hal ini, sebaiknya disebutkan atau dijelaskan aspek yang memuat pertentangan pendapat tersebut.
* * *







BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Narasi adalah salah satu bentuk tulisan yang bertujuan untuk menceritakan kronologis peristiwa kehidupan manusia. Berdasarkan rumusan itu, maka dapat disimpulkan beberapa ciri narasi, yaitu sebagai berikut: tulisan itu berisi cerita tentang kehidupan manusia; peristiwa kehidupan manusia yang diceritakan itu boleh merupakan kehidupan nyata, imajinasi dan boleh gabungan keduanya; cerita itu memiliki nilai keindahan, baik keindahan isinya maupun penyajiannya; di dalam peristiwa itu ada konflik, yaitu pertentangan  kepentingan, kemelut atau kesengajaan antara harapan dan kenyataan. Tanpa konflik, cerita tidak menarik; di dalamnya sering kali terdapat dialog untuk menghidupkan cerita; tulisan disajikan dengan menggunakan cara kronologis.
Karya narasi dapat dibagi atas dua jenis, yaitu narasi artistik adalah narasi yang berbentuk karya sastra yang enak dibaca, seperti karya novel atau cerita pendek. Narasi ekspositorik adalah narasi yang menceritakan tentang kehidupan seseorang  yang penuh suka dan duka.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menulis narasi adalah sebagai berikut: memilih topik yang punya nilai; menulis jaringan peristiwa dalam urutan dan kaitan yang jelas; menyelipkan dialog jika mungkin dan jika perlu; memilih detil cerita secara teliti; menetapkan pusat pengisahan secara tegas.
Deskripsi adalah karya tulis yang tujuannya memberikan  rincian atau detil tentang objek sehingga dapat memberi pengaruh pada emosi dan menciptakan  imajinasi pembaca bagai melihat, mendengar atau merasakan langsung apa yang disampaikan penulis.
Ciri-ciri tulisan eksposisi itu adalah sebagai berikut: tulisan itu bertujuan memberikan informasi, pengertian, dan pengetahuan; tulisan itu bersifat menjawab pertanyaan apa, mengapa dan kapan serta bagaimana; disampaikan dengan gaya yang lugas dan menggunakan bahasa baku; umumnya disajikan dengan menggunakan susunan logis; disajikan dengan nada netral tidak memancing emosi, tidak memihak dan memaksakan sikap penulis kepada pembaca.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menulis eksposisi adalah: memilih topik tulisan secara teliti; menyadari selalu tujuan tulisan; mengingat calon pembaca; memilih organisasi penyajian yang sesuai.
Deskripsi adalah karya tulis yang tujuannya memberikan  rincian atau detil tentang objek sehingga dapat memberi pengaruh pada emosi dan menciptakan  imajinasi pembaca bagai melihat, mendengar atau merasakan langsung apa yang disampaikan penulis.
Ciri-ciri khusus karya tulis deskripsi yang membedakan dengan eksposisi adalah sebagai berikut:
*     Deskripsi berupaya memperlihatkan detil atau rincian tentang  objek, sedangkan eksposisi cenderung menyajikan secara umum.
*     Deskripsi lebih bersifat mempengaruhi emosi yang membentuk imajinasi pembaca, sedangkan eksposisi tidak.
*     Deskripsi umumnya menyangkut objek yang dapat di indera oleh panca indera sehingga objeknya, pada umumnya benda, alam, warna, dan manusia sedangkan eksposisi menyangkut tentang semua hal.
*     Deskripsi disampaikan dengan gaya memikat dan dengan pilihan kata yang menggugah, sedangkan eksposisi disajikan dengan gaya lugas.
*     Organisasi penyajiannya lebih umum menggunakan susunan ruang, sedangkan eksposisi umumnya menggunakan susunan logis.
Karya tulis deskripsi dapat dibagi dalam dua jenis, yaitu: deskripsi artistik adalah deskripsi yang memiliki nilai artistik atau nilai keindahan karena cara penyajiannya dengan menggunakan gaya bahasa sastra. Deskripsi ekspositorik adalah deskripsi yang mendekati bentuk eksposisi, baik mengenai isi, yang cenderung berupa fakta maupun penyajian yang bergaya lugas.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menulis deskripsi adalah sebagai berikut: memilih detil secara teliti; menggunakan pilihan kata yang tepat.
Argumentasi adalah tulisan yang bertujuan meyakinkan atau membujuk pembaca tentang kebenaran pendapat penulis. Karya tulis argumentasi ini pada dasarnya merupakan bagian dari karya eksposisi, sifat-sifat karya tulis eksposisi ada pada argumentasi. Sifat khusus yang dimilikinya yaitu untuk meyakinkan atau membujuk pembaca agar menerima pandangan penulis, maka karya eksposisi semacam ini dinamakan argumentasi.
Ciri-ciri khusus karya tulis argumentasi yang membedakan dengan karya tulis eksposisi adalah sebagai berikut:
*     Argumentasi bertujuan meyakinkan pembaca, sedangkan eksposisi bertujuan  memberikan informasi dan penjelasan.
*     Argumentasi berusaha membuktikan kebenaran suatu pendapat atau pernyataan, sedangkan eksposisi hanya menjelaskan.
*     Argumentasi berusaha mengubah pendapat atau pandangan pembaca, sedangkan eksposisi menyerahkan keputusan kepada pembaca.
*     Argumentasi menampilkan fakta sebagai bahan pembuktian, sedangkan dalam eksposisi, fakta ditampilkan sebagai alat untuk mengkonkretkan.
Adapun hal-hal yang perlu diikuti dalam menulis karya argumentasi adalah sebagai berikut: mengumpulkan data dan fakta; menentukan sikap atau posisi; menyatakan sikap pada bagian awal; mengembangkan penalaran atau argumen dengan urutan yang jelas; menguji argumentasi dengan jalan mencoba mengendalikan diri berada pada posisi kontras; menghindari penggunaan kata atau istilah yang terlalu umum dan ragu-ragu; menetapkan secara tepat titik ketidaksepakatan yang akan diargumentasikan.

B.  Saran-Saran
Sebagai penutup dalam bahasan makalah ini, kita telah tahu bagaimana kiranya persiapan menulis tersebut dan agaknya inilah yang sering menjadi kendala bagi para penulis pemula. Banyak para penulis pemula yang tidak memiliki modal dasar untuk menjadi pengarang, padahal tidak begitu mendasar sekali tuntunan-tuntunan tersebut.
Adakalanya aturan-aturan itu memang harus dilanggar oleh apa yang kita tulis jika kita ingin membawa semangat pembaharuan maka tidak salah apa yang telah tertulis dalam makalah ini diabaikan saja. Douwes Dekker berkata: “Orang yang tidak pernah jatuh tidak akan pernah tahu apa yang diperlukan untuk dapat berdiri kokoh.”
* * *






DAFTAR PUSTAKA

Marahimin Ismail. 1992. Menulis Secara Populer. Jakarta: Pustaka Jaya.
Semi, M. Attar. 2007. Dasar-Dasar Keterampilan Menulis. Jakarta: Angkasa
Wiyanto, Asul. 2004. Terampil Menulis Paragraf. Jakarta: Grasindo
http://wikipedia.id.org. Di download pada tanggal 26 Maret 2010
http://akhmadsudrajat.org. Di download pada tanggal 26 Maret 2010.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar