Jumat, 10 Februari 2012

KETERAMPILAN MEMBACAKETERAMPILAN MEMBACA


BAB I
PENDAHULUAN

A.            Latar Belakang
Sebelum penulis memaparkan terlebih dahulu kita mengetahui bagaimana cara untuk membaca cepat.
Membaca merupakan suatu kegiatan yang menyenangkan bagi sebagian orang. Dan membaca menjadi salah satu kebiasaan dan menjadikan sebagian hobi. dengan membaca cepat atau banyak membaca para mahasiswa dan mahasiswi banyak informasi yang didapat dan akan menambah wawasan keilmuan. Membaca juga merupakan salah satu dari bagian menyimak.

B.           Perumusan Masalah
Kemampuan efektif membaca (KEM) yang di harapkan dimiliki seorang pelajar adalah 300 – 350 kata permenit. Kecepatan di sini tidak hanya di lihat dari selesainya proses membaca. Cara menghitung kemampuan efektif membaca adalah sebagai berikut:
KM        : {KB : (SM : 60)} X (P1:100) KPM
KM        : Kemampuan Membaca
KB         : Jumlah Kata dalam Wacana
SM         : Jumlah Sekon (detik) dalam Membaca
PI           : Pemahaman Isi
KPM      : Kata Permenit

Salah satu cara untuk menambahkan wawasan agar kualitas berbicara kita lebih berbobot adalah dengan membaca: semakin cepat kita membaca dan memahami isi buku tersebut, semakin banyak pula informasi yang dapat kita serap.

C.           Tujuan Penelitian
Salah satu tujuan penelitian yang di buat oleh penulis dan karya ilmiah ini adalah sebagai berikut :
1.    Bagaimana cara meningkatkan kecepatan membaca ?
2.    Apakah pelajar saat ini sudah tahu bagaimana cara membaca dengan cepat ?
3.    Apakah kita sudah mampu menyampaikan tanggapan dengan baik?

D.           Metode Penelitian
Penulis membuat karya ilmiah ini hanya menggunakan metode analisis dengan penelitian uji coba melalui buku paket, buku panduan dan buku-buku sumber lainnya yakni buku pelajaran yang berbaur tentang bahasa dan sastra Indonesia. Dan berdasarkan buku-buku panduan maka masalah membaca cepat dan macam-macam metode membaca dapat kita pahami bersama. Masalah membaca juga penting di ketahui oleh guru bukan hanya siswa/siswi agar tujuan ini bisa/dapat berjalan dengan mulus, tanpa ada hambatan apapun.










BAB II 
KAJIAN TEORITIK 
A.            Membaca Cepat
Membaca merupakan menerima informasi dari sumber tulisan, membaca tanpa tujuan yang jelas dan tanpa menguasai cara membaca dengan benar terasa membosankan kita pun jadi mengantuk. Dengan membaca cepat kita akan terpacu untuk menemukan gagasan atau pesan dalam teks secara cepat dan tepat. Dengan demikian informasi dari berbagai bacaan akan lebih banyak terserap.
Contohnya :
Kemampuan efektif membaca (KEM) minimal yang di harapkan di miliki siswa SMA atau Ma adalah 300 kata permenit. Kecepatan di sini tidak hanya di lihat dari selesainya proses membaca, tetapi di perhitungkan dengan tingkat pemahaman siswa terhadap wacana yang di bacanya. Sama dengan membaca sebuah teks/ikhtisar sebuah karangan, kita harus memahami pikiran utama atau ide pokok tiap paragraf. Rangkaian pikiran utama tiap paragraf itu.
Sesungguhnya merupakan penjabaran dari sebuah topik atau tema yang di inginkan di sampaikan pengajaran. Kegiatan menuangkan pikiran menjadi tulisan, hubungan logika atau cara berpikir dengan cara menggambarkan suatu paragraf sangat berkaitan. Jika pikiran kita menggunakan logika deduktif (umum khusus) tulisan yang di hasilkan pun akan berpola deduktif. Cara berpikir deduktif adalah cara berpikir yang memulai pikirannya pada pernyataan yang bersifat umum. Dari pernyataan yang bersifat umum itulah, kemudian di jabarkan dengan penjelasan-penjelasan yang bersifat khusus. Dalam menulis deskripsi (menggambarkan) dan eksposisi (menguraikan). Ada dua ciri yang menunjukkan bahwa penalaran merupakan sebuah aktivitas berpikir :
·      Pertama, dalam penalaran terhadap pola berpikir logis harus di terapkan secara konsisten (taat asas) dan konsekuen sehingga kita menggunakan pola pikir yang sama untuk hal-hal tertentu. Jangan sampai terjadi, dalam menetapkan suatu proposisi, orang bertitik tolak dari proposisi-proposisi yang berbeda. Hal ini tertentu saja tidak logis.
·      Kedua, dalam penalaran adanya sifat yang analitis dari proses berpikir manusia. Sifat analitis ini di dasarkan pada logika tertentu dan pola-pola berpikir tertentu pula. (Adiwijaya dkk, 2000 ; 5).

B.           Metode Membaca
Selain membaca cepat ada juga metode membaca yang lain di antaranya adalah sebagai berikut :
·      Membaca Sekilas
·      Membaca Memindai
·      Membaca Intensif
·      Membaca Ekstensif

Keempat ini macam-macam dari hal metode membaca.

·      Membaca sekilas merupakan membaca kata demi kata yang tidak bisa di ulang-ulang.
·      Membaca memindai adalah suatu teknik membaca untuk mendapatkan suatu informasi tanpa membaca yang lain-lain.
·      Membaca intensif  di sini kita ajak untuk bisa menemukan paragraf yang berpola umum khusus(deduksi) yang mengandung gagasan pendukung serta menarik simpulan dari isi keseluruhan paragraf.
·      Membaca ekstensif dalam hal ini kita di ajak untuk bisa menentukan satu topik serta pokok pikiran, fakta dan opini serta dapat merangkum isi dari seluruh sumber.



C.    Membaca Berbagai Teks
Contoh salah satu membaca: dengan membaca sebuah teks rumpang : teks rumpang ialah sebuah teks/cerita yang belum lengkap. Dalam suatu wacana akan terdiri gagasan pokok yang di kembangkan dengan beberapa kalimat penjelas.
Pada saat membaca teks, kita akan memahami berdasarkan pengetahuan dan pengalaman kita. Dengan demikian, saat kita membaca suatu paragraf, kita dapat memperkirakan kelanjutan paragraf tersebut. Tentu saja, perkiraan kita itu berdasarkan penalaran yang masuk akal. Hal demikian tentu juga kita alami ketika membaca teks rumpang. Ketika menemui teks yang rumpang, kita dapat melengkapi teks tersebut berdasarkan gagasan pokok pada paragraf lainnya. Suatu teks pastilah merupakan penjabaran suatu tema, kita akan mengetahui tema teks jika tekanan membacanya dengan seksama.
Dengan mengetahui teks tersebut, kita dapat mengembangkan lagi teks itu. Kita pun dapat menambahkan gagasan yang relevan dengan teks. Begitu juga dengan membaca dan menganalisis berbagai karya sastra, contoh salah satunya : Novel adalah salah satu bentuk rekaman kehidupan yang di kemas dalam bentuk sastra. logikanya, novel-novel Indonesia akan menggambarkan kehidupan bangsa Indonesia. Novel-novel Inggris akan mencerminkan kehidupan dan cara pandang masyarakat Inggris. Demikian pula novel-novel negara-negara Timur Tengah tentu akan menggambarkan kehidupan dan budaya masyarakat di sana. Jika asumsi tersebut benar, terbuka peluang bagi kita untuk memahami kehidupan, cara pandang, dan budaya bangsa lain melalui karya-karyanya.
Contoh analisis terhadap novel Indonesia dan Novel terjemahan.

1.    Novel Indonesia
............... Oleh keadaan keuangan yang tidak mengizinkan, orang tuaku memutuskan hanya mempunyai pembantu sedikit mungkin. Yang tinggal bersama kami adalah, seorang perempuan tua, di anggap sebagai anggota keluarga sendiri. Dia datang dari dasar di bawah nenek pada waktu ibu dan ayah kawin. Anak simbol, seorang laki-laki, mendapat pekerjaan sebagai penjaga balai pertemuan tempat Ayah menjadi anggota. Dia telah kawin. Sering kali datang ke rumah kami bersama istrinya, berkunjung sambil menolong pekerjaan apa saja yang dapat di pekerjakan. Namanya Marjo, istrinya Saijem. Kami bisa memanggil kang Marjo dan yu Saijem......
(Dikutip dari novel Padang Ilalang di Belakang Rumah, NH. Dini, 1979)

2.    Novel Terjemahan
........ Ayah saya seorang petani miskin yang tak dapat membaca maupun menulis. Sedikit pengetahuannya dalam kehidupan. Bagaimana caranya bertanam, bagaimana menjual kerbau yang telah di racun oleh musuhnya sebelum mati, bagaimana menukar anak gadisnya dengan imbalan mas kawin bila masih ada waktu, bagaimana caranya mendahului tetangganya mencuri tanaman pangan yang matang di dalam ladang, bagaimana meraih tangan ketua kelompok dan berpura-pura menciumnya, bagaimana memukul istrinya dan memperbudaknya.........
(Di kutip dari novel terjemahan Perempuan di Titik Nol. Nawal El-Saadawi, 2000)

Dari kedua kutipan novel di atas, kita bisa melihat latar budaya yang berbeda. Pada novel Padang Ilalang di belakang rumah, tercermin budaya Indonesia yang penuh dengan suasana damai dan kekeluargaan. Sementara itu pada novel Perempuan di titik nol, tercermin budaya Timur Tengah yang di warnai dan budaya keras atau permusuhan antara golongan.
* * *





BAB III
PENUTUP

A.            Kesimpulan
Salah satu cara untuk meningkatkan kecepatan membaca ialah kita harus banyak berlatih membaca. Dan apakah para pelajar saat ini sudah tahu bagaimana cara untuk membaca cepat? Jika penulis simpulkan bisa kita katakan ada yang tahu dan ada juga yang tidak tahu. sebab kecepatan membacanya bisa di lihat dari selesainya proses membaca. Tetapi di perhitungkan dengan tingkat pemahaman siswa terhadap wacana yang di bacanya.  Dan apakah tanggapan itu sudah bisa di sampaikan dengan baik? Kalau menurut penulis bisa saja di sampaikan sebab apabila dahulu kita menyusun tanggapan tersebut di dalam pikiran kita.
Ada dua ciri yang menunjukkan bahwa penalaran merupakan sebuah aktivitas berpikir :
·      Pertama, dalam penalaran terhadap pola berpikir logis harus di terapkan secara konsisten (taat asas) dan konsekuen sehingga kita menggunakan pola pikir yang sama untuk hal-hal tertentu. Jangan sampai terjadi, dalam menetapkan suatu proposisi, orang bertitik tolak dari proposisi-proposisi yang berbeda. Hal ini tertentu saja tidak logis.
·      Kedua, dalam penalaran adanya sifat yang analitis dari proses berpikir manusia. Sifat analitis ini di dasarkan pada logika tertentu dan pola-pola berpikir tertentu pula. (Adiwijaya dkk, 2000 ; 5).
Selain membaca cepat ada juga metode membaca yang lain di antaranya adalah sebagai berikut :
·      Membaca sekilas merupakan membaca kata demi kata yang tidak bisa di ulang-ulang.
·      Membaca memindai adalah suatu teknik membaca untuk mendapatkan suatu informasi tanpa membaca yang lain-lain.
·      Membaca intensif  di sini kita ajak untuk bisa menemukan paragraf yang berpola umum khusus(deduksi) yang mengandung gagasan pendukung serta menarik simpulan dari isi keseluruhan paragraf.
·      Membaca ekstensif dalam hal ini kita di ajak untuk bisa menentukan satu topik serta pokok pikiran, fakta dan opini serta dapat merangkum isi dari seluruh sumber.
Pada saat membaca teks, kita akan memahami berdasarkan pengetahuan dan pengalaman kita. Dengan demikian, saat kita membaca suatu paragraf, kita dapat memperkirakan kelanjutan paragraf tersebut. Tentu saja, perkiraan kita itu berdasarkan penalaran yang masuk akal. Hal demikian tentu juga kita alami ketika membaca teks rumpang. Ketika menemui teks yang rumpang, kita dapat melengkapi teks tersebut berdasarkan gagasan pokok pada paragraf lainnya. Suatu teks pastilah merupakan penjabaran suatu tema, kita akan mengetahui tema teks jika tekanan membacanya dengan seksama.

B.           Saran-Saran
Sebagai penutup dari makalah ini, penulis merasa cukup perlu pula memberikan sedikit saran yang tentunya mengacu pada bahasan makalah ini. adapun beberapa saran tersebut adalah sebagai berikut:
a)    Dengan melalui penelitian ini penulis menghimbau agar kita lebih giat membaca berbagai sumber bacaan demi memperluas ilmu pengetahuan kita.
b)   Dengan membaca cepat kita akan semakin kaya dengan informasi dari sumbar bacaan yang kita baca.
c)    Mari kita biasakan diri kita dengan cara membaca cepat.

* * *




DAFTAR PUSTAKA

R. A, Syamsudin. 2005. Kompetensi Berbahasa. Solo : PT. Tiga Serangkai.
Tukun, Paulus. 2003. Mahir Berbahasa Indonesia. Jakarta : Ghalia Indonesia
Supriatna, Agus. 2007. Bahasa Indonesia. Bandung : Grafindo Media Pratama.
Juhara, Erwan, dkk. 2005. Cendika Berbahasa. Jakarta : PT. Setia Purna Invers.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar