Selasa, 19 November 2013

LENGUHAN SENJA

Di sudut penghujung malam
Terdengar lenguhan dendang penghuni malam
Seolah berbisik membawa pesan
Tapi entah apa
Hanya seutas suara lenguhan lelah
Ibarat rentetan peristiwa yang mengalir dari rahang sang waktu
Lantas menepis
Bagai laju kereta kencana yang berhias rindu

Di tepi malam aku termangu dalam sunyi
Dengan pikiran terbias kemelut
Kemelut yang terus tersalut
Bagai api amarah yang tak berhenti membara
Sementara kaki langit berdiri kokoh
Di antara sayap yang ganas
Namun dendang penghuni malam
Terus berbisik di telingaku
“Habisi...!!!”
“Sikat saja, sebelum semua berlalu!”

Ku pejamkan mata tak sanggup mendengar
Ku sapu seisi jagad
Apa yang kulihat
Hanya seonggok tubuh letih seorang pengelana cinta
Terbaring lesu tak berdaya
Didekap letih yang malang melintang
Deru nafas memburu
Dengkur yang halus itu membuatku terlena
Nafas yang menyiratkan sebuah harapan
Yang tak kunjung tiba di depan mata

Iblis-iblis menggerayangiku
Dengan bisik-bisik nakal
Tapi dendang para penghuni malam
Terus berkumandang tanpa henti
Dengan senandung yang mengerikan
Yang membuatku terpaksa menatap langit
Yang dihuni jutaan bintang
Simbol keagungan Sang Pencipta

“Habisi...!!!”
“Sikat...!!!”
“Tunggu apa lagi?”
“Malam ini milikmu...!!!”
“Jangan terlalu banyak pikir...!!!”
“Tidak.....!!!!!” teriakku
Dan dia terjaga dari lelapnya

Pusara Cinta
Andam Dewi. Senin, 26 Mei 2008 Pukul 12.00 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar