Selasa, 19 November 2013

SEMESTA YANG HILANG

inilah lagi zamannya
di saat kebenaran tak lagi dihargai
seperti sebuah keadilan
yang terus terjual bagai seikat sayur
yang dijual di pasar tradisional

hidup seperti apakah yang arus kita tempuh
jika semua ini kita biarkan berlalu
apakah kita sudah kehilangan nurani
dan sudah terjualkah harga diri kita
bagai sepotong daging segar di pasar induk

inilah zamannya semesta yang terenggut
pemerkosaan hati nurani terus kita lakukan
sementara itu merosotkan harga diri kita
dan kita hanya bisa melongo
melihat penindasan-penindasan di depan mata kita
putuskan saja urat nadi kita
jika semua itu kita biarkan atau malah kita campuri
perkosa saja anak perawan kita
jika kita biarkan bangsa kita bersimpuh terhina

inilah zamannya semesta yang ternodai
oleh setiap tingkah
yang kita sebut sebagai penyelamatan
yang tanpa tandeng aling-aling
kita pakai topeng keadilan
di mana muka kita sebagi putra bangsa
pembela tanah air
memang tinggal cerita
dan itu buatan kolonial penjajah sekejam Jepang
namun haruskah kita nodai maknanya
aruskah kita setubuh dengan keji

inilah zamannya semesta yang terenggut
oleh setiap tingkah kita
yang mengatasnamakan kesejahteraan
kesejahteraan rakyat jadi topik orasi bual semata
kesejahteraan rakyat terus dielu-elukan
namun hak rakyat tersebut
malah ditiduri dengan nafsu
kesejahteraan pendidikan
jadi bahan opini bohongan saja
namun pendidikan menangis meronta
mempertahankan kehormatannya


inilah zamannya semesta yang hilang
oleh setiap tingkah kita
yang mengatasnamakan pengentasan kemiskinan
tapi setiap hari kemiskinan jadi masalah besar
pengangguran juga malah jadi barang dagangan
yang stoknya tak habis pakai
menyedihkan
jika kita sebut ini takdir
sementara kita yang menebar kesalahan
inilah zamannya semesta yang terenggut
oleh segala macam tuntutan

Andam Dewi. Senin, 24 Nopember 2008 Pukul 24.00 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar