Minggu, 03 Mei 2015

PUISI-PUISI ATASI AMIN

PANGGILAN
Tiba tiba
Atasan memanggil anak buahnya

Dan tiba tiba
Yang Di Atas memanggil kita

Siap?
2001

ANJING 1
di hari hari sibuk
aku lihat kau
di pasar anjing

anjing anjing dipilih
anjing anjing diadu
anjing anjing disuap

si buldog anjingnya si Jhon
si herder anjingnya si Shagi
si blacky anjingnya si Mia

lalu kau,
anjing siapa?
1998

KOTA
Seruni, Mawar, Melati
tumbuh subur di pusat kota
sewaktu bapakmu muda

Seruni, Mawar, Melati
Susanti, mereka ke mana
sejak kota berganti wajah

semua telah berubah
kecuali nasehat bapak
kepada anak-anaknya

: jangan ke kota
2001

INTERNATIONAL MONETARY FUND
Ironis, IMF
Sekali tepuk
Krisis moneter
1998

KANTONG
Banyak ruang
Banyak AC
Banyak uang
Banyak ACC
1998

SAJAK DARIPADA
Dari pada nonton
Omong kosong politik

Dari pada nonton
Demo para provokator

Dari pada nonton
Hukum jungkir balik

Dari pada nonton
Gonjang ganjing moneter

Dari pada ....
Dari pada .....

Mending nonton mimpi,
Mimpi sendiri lebih realistis

Dan hidup!

NILAI NILAI
adalah seorang wanita paruh baya
memandang angka angka pada timbangan
membilang kalori yang ia makan

adalah seorang tuan majikan
memandang angka angka pembukuan
membilang rugi dan untung

adalah seorang pesakitan
memandang angka angka kalender
membilang hari demi hari

adalah seorang siswa pelajar
memandang angka angka ujian
membilang soal jawab

adakah angka angka yang berpikir
tentang manusia yang tak berpikir,
nilai kemanusiaan

LAYANG
- Ar

Biru untuk langit
Hijau untuk rumput
Kemboja bagimu

Bagai bulan menjelma sabit
Darahi tubuh mudamu
Beruntun menaburi bumi

Selagi wangi mengembang
Tak disangka layu, kemboja
Menutur tidur panjangmu

Sementara anak anak
Mengejar layang layang
: kekalahan itu
13 Mei 2000

SUARA SUARA KECIL
di mana suaramu
hanya pemimpi bermimpi
tentang padang yang jauh

bunga bunga diam
nunggu hujan
sedang api lilin
masih pada pendirian

mana suaramu
hanya suara suara kecil
dan aku harus lebih dekat

dari luka
yang tak kunjung sembuh
2004

MISTIS
biru laut
kelam
matahari
tenggelam

mistis
bulan sabit
di atas perahu
mistis
1998

KE PINTU
Ke pintu
mestinya kita pulang
setelah pertengkaran sengit
sebab paham

Ke pintu
malah kau makin menjauh
2002

MUSIM HAJI
ketika memasuki masjidil Haramain
jutaan manusia menciptakan gerakan
satu arah, sebalik jarum jam kelilingi Ka'bah
untuk satu hal: Kau adalah Maha

aku coba pahami ke belakang, waktu
yang menggeliat membawa cerita lain:
aku masuk ke kedalaman-Mu, bayangan kita

dalam doa doa, airmata dan getaran
semua akan berpulang pada Yang Maha
dan hati selalu berbisik lembut

Tuhan, kita cuma ada dalam rasa
1999

KEKASIH

datanglah kepadaku, kekasih
biarkan buih belai rambut
dan bukit tempat aku menepi

membilang debur ombak
nyanyian laut yang menang
antara karang dan buritan

berharap datang dari sumber
dan hidup dalam cahaya
sabar camar yang jaga

di sepanjang pantai
penyair memunguti senja
bermil mil perjalanan air mata

akankah jadi cerita roman
tertuang indah oleh bibir yang basah
ataukah rasa salah

datanglah kekakasih
temukan
2001

MENUNGGANG SENJA
1
karena akhirnya pergi
harapan mengetahui lagi
yang hilang

limpahan percakapan
jarak berbatas oleh satu
kekasih yang tersisa

2
dengan cerlang jiwa dibaringkan
merupa buah berisi misteri
pengaruh saat saat masyuk
mengenang gurun
yang puitis itu
mengalir luas
merambah bukit satu

3
di antaranya adalah jiwa
ketenangan, kebebasan
dambaan yang benar
berburu di masa hidup

dekati sumber

4
meski berada di simpang jalan
ini tak akan berlangsung lama
sebab saat kemudian tak diduga
berlalu dengan menunggang senja

5
pandangan yang tersembunyi
antara langit dan bumi
melalui pori pori
tentang diri

selama ini dicari cari
ternyata ada sendiri

6
manusia, sangat mendalam
banding sungai yang sangat besar

tak terhingga sebagai batin
menyingkap yang benar

jalan bukit yang paling tinggi
tentang dalamnya akar

karena manusia
lebih dalam
akal dan pikirannya

7
kebenaran mengalir kecil
dikenal sebagai kumpulan
yang kembali ke muara

melukiskan arah pulang
di masa berpisah

8
kekasih masuk
bulan keluar
diam diam

sama dengan rindu
kembali datang
memutus malam

9
benci menyesali banyak mau,
gembira bertemu saat akan berpisah
sebagai masalah

jarak perjalanan

10
hari ke hari jelang
kekasih mendekat
saat paling mendalam

besaran cinta
menjauh di badan

11
selama kami diam
lalui dataran luas
yang mula hilang

kini kembali mengenal
sebagai zikir
bergabung pada upacara ini

12
kami dipandang pada pucuk
melalui pengembangan ajar

pengembaraan daun terakhir
memilih peran ranting

bulan penuh menarik masa

13
sejak rindu yang luar biasa ini
mencoba dalami sumber

lebih jauh lagi
salahkan api dunia
2004

Tentang Atasi Amin
Atasi Amin lahir di Bandung 21 Juni 1966. Menulis puisi sejak sekolah dasar, dipublikasikan antara lain di Pikiran RakyatMedia Indonesia, Jurnal Renung. Juga terdapat dalam antologi Laut Merah (2000) dan Muktamar (2003)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar