Minggu, 03 Mei 2015

PUISI-PUISI BADRUDDIN EMCE

BINATANG SUCI TELUK PENYU
Dari lubang-lubang ketiadaan berlarian kepiting.
Dengan gaya yang dibuat-buat digodanya
setiap yang mikir, setiap yang gampang diguncang sedih.
Mengapa kami berdiri di sini, begini? Adakah
            memajang kami
di depan lubang-lubang seperti ini,
menghalau apa saja yang hendak menjadikannya rumah?
Alangkah bahagia binatang-binatang pantai ini.

Sepasang menara pengawas selalu memaksakan diri
            untuk melek.
Meluangkan waktu sekedar mengiyakan ketiadaan.
Kasarnya: kebohongan!
2003

NUSAKAMBANGAN DARI ARAH GUA-GUA SRANDIL
Putih sayap lembut doa
ditatah para pertapa

Naluri tuk abadi
seperti sosok telanjang
hendak menyeberang

Satu pertanyaan
memabukkan –

Di mana siang
mencumbu malam?

Kan kucuri rayuan paling menyesatkan
2004

PERCINTAAAN ANJING BULAN
Ia poles bibirku
dengan warna pesisir nan jauh.
Paham jika ia ingin selalu dirindu
akupun merestui itu.
Entah puisi ke berapa ini.
Aku mengaum saat awan menghalangi pandang.

Hujan tak termuat tanah.
2003

TEMPAT TERAMAN
Dengan tangan terbiasa untuk tak senonoh
pagi akan mempersilakan duduk
di bangku yang bisa diajak sekongkol
Sambutlah! Itu tempat bagus untuk mojok.
Bercintalah denganku seperti gulung ombak
berbentuk-bentuk.
Memahat dosa menjadi patung-patung pujaan!
Tetapi jangan kaget jika yang kau jumpa hanya lubang
yang tak pernah cukup untuk berpeluk sekalian mabuk!
Pada kenanganku. Pada kenangan para pedagang
yang tidak sempat memikirkan warna julang api
saat kiosnya terbakar
2003

TENTANG BADRUDDIN EMCE
Lahir di Kroya, Cilacap, 5 Juli 1962. Alumnus Fakultas Hukum Universitas Soedirman 1988. Esai dan puisi tersebar di berbagai media massa. Tercatat sebagai anggota Komite Sastra Dewan Kesenian Jawa Tengah. Manuskrip puisinya al Ledakan pada Pohon Randu (1999) dan Pasar Malam Alun-Alun Kroya (2001).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar