Senin, 04 Mei 2015

PUISI-PUISI DEDDY KORAL

DARI RUMAH TAHANAN I
Dari celah beton dan baja
menatap dunia penuh kuburan
para babi menari di atas bangkai sapi
Pada ruang pengap bau pesing
nasi campur kepala bangkai
kecoa, nyamuk, dan kutu busuk
Aku merasa ada pecahan kaca
begitu nyeri mengiris dinding hati
begitu pekat hari-hari kulewati
 1997

DARI RUMAH TAHANAN II
Sebelum kamu jadi kucing
Aku sudah jadi macan
Muncul dari goa aturan
Merobek harap mencabik kemanusiaan
Taringku tajam suaraku lantang
Menantang elang di langit hitam
Dengan sigap pawang menjerat
Jebloskan aku dalam sangkar
Aku mengerang menahan cambuk Meratap di atas kitab undang-undang
1997

DUNIA KAMBING HITAM
Lama aku tinggal di sana
Merasakan bagaimana air mata
Keringat bahkan sampai darah
Bercerita tentang kerasnya hidup
Di mana manusia berhati batu
Berjalan atas kepala muntahkan cerca
Membuat kita geram tapi tidak berdaya
Sebab keberanian tanpa kekuatan
Dikalahkan lembar-lembar kertas berangka
Menjadi gada meremukkan nyali kita
Mari kita mencuci muka
Ngelap jiwa menuju mushola
Kita tinggalkan dunia kambing hitam
Kita bangun dunia baru
Bersama semut, sutra, dan baja!
Januari 1997

DALAM BAHASA PENUH CINTA
Masukilah dunia itu
Dengan kelembutan tanpa kelemahan
Dalam bahasa penuh cinta
Bangkitkan orang bersandar di dinding kelam
Januari 1997

MEMBURU WAKTU
Jangan gagap hadapi umpat
biar topan kencang menampar
takkan tumbang harap digenggam
Jangan tanya bulan berdandan
gantikan mentari rebahkan diri
mari kita berburu...
agar waktu tak jadi debu
1997

PANORAMA DUKA I
Di lembah duka
Wajah-wajah bengis berbaris
Bagai boneka besi tua
Sebab bosan propaganda tipu daya
Unjuk rasa jadi derap huru-hara
Lalu teler menghirup gas air mata
1997

BIOGRAFI DI KAMAR MANDI
Mengeja lengkung kemaluanku
Ngaceng seperti telunjuk seorang penguasa
Memaksa anak bangsa untuk onani
Dengan sebuah rudal siap ditembakkan
Kau boleh berteriak hingga serak
Asal di ruang gelap dan pengap!
Serunya bercokol dalam penyimpangan
Mengkulum senyum duduk di kursi empuk
Sambil menyenandungkan lagu bagimu negeri
Hidupku makmur rakyat melarat seumur-umur
1998

SEBAB KAMU
Sebab kamu menutup hati
Sebab kamu membutakan pandangan
Sebab kamu menulikan pendengaran
Kamu tuba tabu bagi kami
Maka kami mengutuk kamu
Buta tuli hatimu batu!
1998

TARIAN BAJINGAN
Orang bilang aku bajingan
Musuh Tuhan Kekasih setan
Setan bilang aku pahlawan sejati
Harum cendana wangi melati
Punya bulan punya matahari
Punya bintang di langit tinggi
Ayo berdansa mari menari
Jangan bicara tentang reformasi
Mari bicara korupsi dan manipulasi
Hantam kanan sikat kiri
Dalam rangka menumpuk rezeki
Ayo berdansa mari menari
Jangan bicara soal kemiskinan
Mari bicara bagaimana menimbun kekayaan
Jangan bicara soal gajah rebus
Atau menenggak es campur, parabola
Mari bicara bagaimana aku memiliki dunia
1998

POTRET HITAM NEGERIKU
Bau amis darah
Asap mesiu dan gas air mata
Menyesakkan paru-paru Negeriku
Tanah resah, langit menjerit
Dihuni penculik, perusuh dan penjarah
Pengkhianat, pembunuh, penindas, dan
pemerkosa
Para bajingan bersorak riang
Kasak-kusuk berlagak pahlawan
Cari korban kambing hitam
Rame-rame sebarkan fitnah
Mendesakkan gelombang perseteruan
Menciptakan keramaian dunia
Dengan derap huru-hara
Hukum meraung, keadilan terluka
Ratap tangis bersahutan di mana-mana
Orang-orang tunggang langgang dihantam
ketakutan
Hilang anak, hilang sanak, tinggal harap
Meratap atas tanah porak-poranda
Tanah tumpah air mata duka lara
Tanah air penuh hiu dan buaya
Indonesia 1998

Tidak ada komentar:

Posting Komentar