Selasa, 25 Agustus 2015

PUISI-PUISI SENO GUMIRA AJIDARMA

HARI INI SEPERTI JUGA KEMARINhari ini seperti juga kemarin
tak lagi terbandingkan, antara nasib antara sepi
kemudian rawan, jatuh di bumi
lantas seperti kemarin-kemarin : matahari pagi
yogya 1976

SAJAK MALAMsetelah usai,
dentang jam dinding duabelas kali
yogya 1976
CATATANsi bocah berjongkok dan menangis
memandang buih lautan : akukah kau cari?
suara-suara samodra menggoda manja

si bocah menangis semakin keras
dan senja mengendap, matahari berbisik
: akulah ibumu
parangtritis 1976
***

DUA GADIS CILIKdua gadis cilik
mati terlindas di dekat pasar
sedikit darah terciprat
pada celana kuli yang tak punya anak
yogya 1976

LANGIT SEPIlangit sepi
tiga burung hitam merendah menggoda ombak
orang-orang yang berbondong ke pantai
mungkin menari saudaranya yang lenyap di seberang angin
parangtritis 1976

TEROMPET
”Seharusnya kutiup kau malam itu.”
Supaya orang-orang yang terbunuh
bangkit lagi dari kematian?
”Seharusnya kutiup kau malam itu.”
Supaya mayat-mayat yang dikubur tanpa nisan
menguak tanah yang menguruknya dan
merangkak pelan menuju gubernuran?
”Seharusnya kutiup kau malam itu.”
Supaya mereka yang tertembak bisa berjalan
ke gereja dengan tubuh berlubang dan
berdoa dengan darah di mulutnya sehingga
tak ada suara yang terdengar
selain bunyi kebencian?
”Seharusnya kutiup kau malam itu.”
Mainkan jazz saja Wynton,
kita tidak bicara politik waktu sarapan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar